Ini Alasan Pengungsi Rohingya Ogah Tinggal di Rumah Penampungan Bangladesh

Ini Alasan Pengungsi Rohingya Ogah Tinggal di Rumah Penampungan Bangladesh

Dian Saputra - detikProperti
Jumat, 15 Des 2023 09:38 WIB
Rohingya refugees alight from a naval ship after arriving at Bhashan Char island, in the Bay of Bengal, Bangladesh, Tuesday, Dec. 29, 2020. Officials in Bangladesh sent a second group of Rohingya refugees to the island on Monday despite calls by human rights groups for a halt to the process. Seven Bangladesh navy ships carrying 1,804 Rohingya refugees arrived Tuesday at an isolated island where they will be relocated despite concerns among human rights groups about their safety. Authorities say the refugees were selected for relocation based on their willingness, and that no pressure was applied on them. But several human rights and activist groups say some refugees have been forced to go to the island, located 21 miles (34 kilometers) from the mainland. (AP Photo/Mahmud Hossain Opu)
Foto: AP/Mahmud Hossain Opu
Jakarta -

Pemerintah Bangladesh sudah menyiapkan Pulau Bhasan Char untuk menampung para pengungsi Rohingya. Meski begitu, sebagian pengungsi Rohingya enggan direlokasi ke pulau tersebut. Mengapa?

Melansir BBC, Kamis (14/12/2023), Bhasan Char merupakan sebuah pulau yang terletak di Teluk Benggala berjarak 60 km dari daratan utama Bangladesh. Pulau datar dan tak berbentuk ini muncul dari laut pada tahun 2006 akibat adanya penumpukan sedimen di muara Sungai Meghna, Bangladesh.

Pembangunan kota baru di pulau terpencil ini merupakan upaya pemerintah Bangladesh mengatasi konflik yang terjadi di kamp pengungsian Cox's Bazar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip detikNews, Kamis (14/12/2023), berdasarkan laporan dari AFP, sebanyak 18.000 dari 100.000 pengungsi Rohingya sudah direlokasi ke Pulau Bhasan Char sejak Desember 2020.

Berdasarkan catatan detikcom, ribuan pengungsi Rohingya sempat melakukan aksi protes kepada pemerintah Bangladesh. Aksi protes tersebut melibatkan hingga 4.000 orang dan bertepatan dengan hari kunjungan inspeksi pejabat dari badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR).

ADVERTISEMENT

Mengapa para pengungsi Rohingya melakukan aksi protes?

Bhasan Char Pulau Terpencil dan Terisolasi

Usut punya usut, banyak pengungsi yang ternyata merasa terisolasi selama tinggal di pulau tersebut. Letak pulau tersebut yang terbilang jauh, sekitar 60 km dari daratan utama Bangladesh, membuat para pengungsi Rohingya merasa 'terpenjara'.

"Rumah-rumah di Bhasan Char bagus, tapi terlihat seperti penjara. Di Cox's Bazar kami bermukim sebagai sebuah komunitas. Tapi di pulau, kebebasan kami akan dibatasi. Kami bakal diharuskan hidup di bawah pengawasan angkatan laut," kata Nur Hossain, salah satu pengungsi Rohingya, dikutip dari BBC, Kamis (14/12/2023).

Berdasarkan hasil wawancara BBC dengan sejumlah pengungsi, pulau tersebut digambarkan minim fasilitas dan tidak ada pekerjaan yang bisa mereka lakukan.

"Saya bertanya-tanya bagaimana kami bisa bertahan di sini. Tempat itu sangat terpencil. Selain kami, tidak ada yang tinggal di sini," kata Halima, salah satu pengungsi Rohingya mengingat satu malam di bulan Desember 2020, saat dia tiba dalam kondisi hamil tua bersama keluarganya.

Halima mengaku melahirkan tanpa bantuan tenaga medis sehari setelah kedatangannya ke pulau tersebut. Proses persalinan Halima dibantu oleh pengungsi lainnya yang memiliki pengalaman dan pernah dilatih sebagai bidan.

Meskipun diberi beras dan minyak goreng, para pengungsi Rohingya mengaku kesulitan mendapatkan bahan makanan lainnya, seperti sayur, ikan, dan daging. Pulau tersebut diketahui tidak memiliki pasar, sedangkan perjalanan ke daratan utama Bangladesh mustahil dilakukan.

Rawan Angin Topan

Tak hanya itu, risiko angin topan di Pulau Bhasan Char tercatat cukup tinggi. Pada tahun 1991 dan 1997, tercatat ada dua angin topan melintas dalam jarak yang sangat dekat dengan Pulau Bhasan Char.

Hal ini menjadi salah satu kekhawatiran yang dirasakan oleh para pengungsi Rohingya.

"Jika kami berpindah ke Bhashan Char, kami akan menghadapi bencana lain di sana karena pulau itu rentan terhadap topan. Akan sulit untuk berkomunikasi dengan keluarga kami yang masih tinggal di Burma (Myanmar)," ujar Renu Ara, yang tinggal di sebuah kamp pengungsi di Cox's Bazar, dilansir dari The Business Standard, Kamis (14/12/2023).

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sudah menegaskan kepada pemerintah Bangladesh untuk melakukan relokasi hanya setelah dilakukan studi kelayakan independen. Setelah dijamin keamanannya, relokasi para pengungsi Rohingya baru bisa dilakukan.

Pada sebuah pengarahan, PBB mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan isu-isu perlindungan dan operasional yang kritis sebelum relokasi pengungsi Rohingya ke pulau Bhasan Char dilakukan. Pernyataan PBB mengatakan bahwa kelangsungan relokasi tersebut akan membutuhkan penilaian menyeluruh dan perencanaan yang matang.

Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.




(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads