Pasokan properti Kawasan Central Business District (CBD) di Jakarta meningkat terhitung sejak 10 tahun terakhir. Pada tahun 2013, pasokan mencapai sekitar 4 juta meter persegi. Sementara itu, angka ini meningkat menjadi 7 juta meter persegi pada tahun 2023.
Peningkatan tersebut nyaris dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Hal inilah yang menyebabkan okupansi ruang perkantoran di Kawasan CBD menurun dari angka 94% menjadi 70%.
"Hal itu sebetulnya yang membuat akhirnya tingkat hunian terus tertekan, yang tadinya 94% hingga di saat ini, terhitung beberapa tahun terakhir terus tertekan hingga akhirnya mencapai 70%," papar Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia, pada agenda media briefing yang dihadiri detikcom, Rabu (18/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, angka tersebut tergolong stabil jika melihat pertumbuhannya di tahun 2023 ini, mulai dari kuartal pertama hingga ketiga sekarang.
Meski permintaan relatif masih terbatas, perusahaan dari berbagai sektor tetap membutuhkan ruang perkantoran untuk menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, proyek pembangunan okupansi ruang perkantoran diperkirakan akan terus bertambah
"Pada penghujung tahun, pasokan gedung kantor diperkirakan masih akan bertambah," kata Yunus.
Untuk Kawasan CBD Jakarta sendiri, terdapat satu proyek gedung perkantoran yang berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto. Proyek ini sudah selesai dibangun dan mulai beroperasi.
Dari segi tren permintaan sendiri, Yunus melihat bahwa perusahaan sekarang cenderung berminat pada gedung-gedung yang memiliki kualitas baik dan tergolong baru. Hal ini secara tidak langsung memunculkan tren perpindahan dari gedung-gedung lama ke gedung-gedung baru yang berkualitas lebih baik.
"Kalau kita lihat sebetulnya pasokan baru itu mulai masuk ke Jakarta ke sini itu mulai tahun 2015. Nah, dengan adanya banyak pilihan-pilihan untuk gedung baru tersebut yang mereka sangat aktif dalam untuk menarik masuk ke gedung mereka dengan cara dan strategi yang mereka miliki, akhirnya terjadi tren perpindahan," jelas Yunus.
Yunus menilai tren perpindahan ini juga menyebabkan tingkat harga sewa menjadi lebih kompetitif. Untuk bisa menarik minat para penyewa, para pengembang menurunkan harga sewa gedung tersebut.
"Dengan banyaknya pasokan baru yang masuk membuat memang tingkat harga sewa jadinya kompetitif, yang membuat akhirnya harga rental juga ikut terdampak dengan adanya kompetisi tersebut, sehingga di tahun 2023 ini kita juga bisa dilihat masih ada penurunan harga sewa karena salah satu cara untuk dapat kompetitif untuk dapat menarik tenant masuk ke gedung," jelas Yunus.
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan kamu vie email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.
(dna/dna)