Setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendeklarasikan "balas dendam yang besar" atas serangan mendadak Hamas di tanah airnya, pertempuran sengit antara pasukan Israel dan militan Hamas berlanjut pada hari Minggu.
Mengutip NBC News, Senin (9/10/2023), serangan balas dendam itu langsung memporak-prandakan Gaza.
Terlihat, ketika pertempuran berkecamuk di jalan-jalan Israel selatan, negara tersebut melancarkan serangan balasan yang meratakan bangunan di Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baku tembak di perbatasan Israel dengan Lebanon dan penembakan mematikan terhadap turis Israel di Mesir pada hari Minggu juga memicu kekhawatiran akan terjadinya kekerasan yang lebih luas.
Kabinet Keamanan Israel secara resmi menyetujui "situasi perang," kata kantor perdana menteri pada hari Minggu di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Hal ini terjadi setelah Netanyahu memperingatkan konflik yang "panjang dan sulit" saat ia mengakhiri pertemuan Kabinet Keamanan Israel pada Sabtu malam.
Setidaknya 250 orang tewas di Israel, menurut Kementerian Luar Negeri negara tersebut, sementara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 370 orang tewas di Gaza dan ratusan lainnya terluka.
Media sosial juga dipenuhi dengan video pejuang Hamas yang menyandera warga sipil dan tentara. Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pada hari Minggu bahwa AS "secara aktif bekerja" untuk memverifikasi laporan bahwa beberapa orang Amerika mungkin termasuk di antara korban tewas, serta laporan bahwa mungkin ada beberapa sandera AS.
(dna/dna)