Popok bekas pakai adalah salah satu produk yang akan menjadi sampah dan tidak bisa didaur ulang. Maka dari itu, hal ini menjadi isu karena limbah yang terkumpul tidak bisa terurai dan berakhir dibuang saja atau dibakar dan menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak.
Menanggapi masalah itu, kini sudah banyak ahli dan komunitas yang mencari cara untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi berguna. Salah satu inovasi yang di luar nalar adalah memanfaatkannya dalam pembangunan rumah, yakni dijadikan campuran beton. Memang bisa?
Dikutip dari The Guardian, Kamis (5/10/2023), penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menyatakan bahwa peraturan bangunan bisa diubah agar popok bayi bekas bisa digunakan, sehingga hal ini dapat mengurangi jejak karbon di rumah dan memanfaatkan limbah yang tidak bisa didaur ulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti juga mengatakan, popok bekas bisa digunakan dalam pembangunan rumah untuk mengganti pasir. Seorang ilmuwan dari Universitas Kitakyushu, Jepang memiliki temuan bahwa sekitar 8% pasir pada beton dan mortar yang dipakai untuk membuat rumah satu lantai ini bisa diganti dengan potongan popok bekas tanpa mengurangi kekuatan strukturnya secara signifikan.
Popok biasanya mengandung pulp kayu, kapas, rayon viskosa, dan jenis plastik seperti poliester, polietilen, dan polipropilen. Material dalam popok sekali pakai biasanya terbuat dari bahan yang tidak bisa didaur ulang, sehingga sebagian besar dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakar.
Ilmuwan yang menyatakan temuan ini yaitu,Siswanti Zuraida, bersama dengan rekannya membuat sampel beton dan mortar dengan cara mencampur potongan limbah popok sekali pakai yang sudah dicuci dan dikeringkan dengan semen, pasir, kerikil, dan air. Kemudian, selama 28 hari campuran ini diawetkan.
Sekitar enam sampel dibuat dengan proporsi limbah berbeda agar bisa dilihat kekuatan tekanan yang bisa diukur dan dapat tahan tanpa pecah. Proporsi paling maksimum pada pasir ini bisa diganti dengan popok sekali pakai di berbagai bahan bangunan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sifat mekanik dan kandungan mikroba beton popok sekali pakai dalam komposisi tertentu persis seperti beton konvensional. Dengan menambahkan 1% popok ke beton bisa meningkatkan hidrasi pengawetan internal dan menghasilkan material yang paling kuat dan tahan lama. Sementara itu, campuran 5% pada popok sekali pakai dengan beton memiliki kekuatan maksimum pada pengawetan 28 hari dibandingkan persentase lainnya.
Selain itu, penggunaan sampah pada pembangunan rumah ternyata punya lebih banyak manfaat ekologis dibandingkan dengan membakarnya karena komponen di dalamnya mempunyai manfaat yang dapat berperan untung mengurangi emisi karbon serta lingkungan. Sehingga, hasil yang diperoleh bisa membantu mengatasi masalah ketersediaan perumahan dengan menciptakan bahan baku yang memenuhi standar bangunan karena dari limbah yang tidak bisa terurai sekaligus hemat biaya.
(abr/abr)