Pengembang asal China, Country Garden, akan menunda batas waktu untuk para kreditur melakukan pemungutan suara mengenai apakah akan ada penundaan pembayaran obligasi swasta dalam negeri, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, sementara Beijing meluncurkan lebih banyak bantuan untuk sektor properti.
Pemungutan suara terhadap obligasi swasta dalam negeri senilai 3,9 miliar yuan ($535 juta) merupakan tantangan utama yang harus diatasi oleh Country Garden dalam upayanya menghindari gagal bayar di tengah meningkatnya krisis pembiayaan.
Country Garden sendiri merupakan pengembang swasta terbesar di China. Masalah besar yang kini dialami perusahaan itu adalah yang terbaru menimpa sektor properti dan telah memicu kekhawatiran akan memengaruhi sistem keuangan pada saat negara tersebut sedang dalam krisis ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekhawatiran yang kian meningkat mengenai krisis yang semakin berdampak pada perekonomian negara, membebani kepercayaan konsumen dan menakut-nakuti para investor. Pemerintah Cina pun turun tangan dengan telah meluncurkan serangkaian langkah bantuan untuk Country Garden.
Mengutip dari Reuters (01/09/2023), Dalam langkah bantuan terbarunya itu, Bank Rakyat Cina yang berperan sebagai bank sentral, mengumumkan penurunan suku bunga hipotek untuk pembeli rumah pertama kali serta rasio uang muka di beberapa kota.
Meskipun tidak merinci berapa besaran penurunan suku bunga hipotek yang ada, bank sentral mengatakan rasio uang muka untuk pembelian rumah pertama kali tidak boleh lebih rendah dari 20%, dan untuk pembelian rumah kedua tidak boleh lebih rendah dari 30% . Kebijakan tersebut mengakibatkan sebagian besar kota besar kini mempunyai rasio uang muka sekitar 30% untuk rumah pertama, dan 40% atau lebih untuk rumah kedua.
Secara terpisah, dua kota besar di China,Guangzhou dan Shenzhen, akan mengizinkan masyarakat mengambil pinjaman preferensial untuk pembelian rumah pertama terlepas dari catatan kreditnya.
Resiko awal
Country Garden telah melakukan percakapan dengan kreditor dalam negeri untuk memperpanjang pembayaran obligasi swasta dan telah mengusulkan pembayaran cicilan selama tiga tahun untuk memenuhi kewajibannya pada batas waktu yang ditentukan.
Gary Ng, ekonom senior Asia Pasifik di Natixis, mengatakan perpanjangan utang adalah praktik umum di pasar dalam negeri, dan banyak pengembang telah mencapai kesepakatan dengan para investor. Country Garden mungkin bisa memperpanjang hutangnya, tapi itu tidak berarti perusahaan dan sektor properti akan terbebas dari masalah kecuali penjualan rumah telah kembali pulih.
Resiko pada Ekonomi Makro
Salah satu pemegang obligasi Country Garden, telah membukukan kerugian yang mengejutkan sebesar $6,7 miliar pada semester pertama dan memperingatkan risiko gagal bayar, dia mengatakan ingin perusahaan tersebut dilikuidasi sekarang sehingga kreditor dapat memulihkan aset mereka lebih awal.
Total liabilitas Country Garden berjumlah sekitar $194 miliar pada akhir Juni, tidak berubah dari akhir tahun 2022, berdasarkan hasil keuangan semester pertama.
Perusahaan ini mempunyai utang senilai 108,7 miliar yuan ($14,91 miliar) yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan, sementara kas perusahaan tidak mencukupi yaitu sekitar 101,1 miliar yuan.
Gagal bayar yang dilakukan oleh Country Garden akan memperburuk krisis properti di negara tersebut, memberikan tekanan lebih besar pada bank-bank yang kesulitan dan dapat menunda prospek pemulihan tidak hanya pada pasar properti, namun juga terhadap perekonomian Cina secara keseluruhan.
(dna/dna)