Punya Utang Rp 2.875 T, Eh Country Garden Kini Rugi Rp 100 T!

Punya Utang Rp 2.875 T, Eh Country Garden Kini Rugi Rp 100 T!

Dian Saputra - detikProperti
Kamis, 31 Agu 2023 10:49 WIB
Workers walk out of a construction site of residential buildings by Chinese developer Country Garden, in Tianjin, China August 18, 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Foto: REUTERS/Tingshu Wang
Jakarta -

Pengembang properti raksasa China, Country Garden, melaporkan risiko gagal bayar utang yang mengintai jika kinerja keuangan mereka terus memburuk, Rabu (30/8/2023). Mereka juga mengungkapkan rasa "sangat menyesal" atas kerugian yang mereka alami selama paruh pertama tahun ini.

Melansir Reuters, Kamis (31/8/2023), Country Garden melaporkan kerugian bersih antara Januari hingga Juni mencapai 48,9 miliar yuan atau US$ 6,72 miliar atau setara Rp 100,8 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Ini merupakan lonjakan signifikan dibandingkan dengan kerugian bersih 6,7 miliar yuan yang terjadi pada paruh kedua tahun 2022, serta laba bersih sebesar 612 juta yuan pada paruh pertama tahun yang sama.

Laporan ini muncul di tengah upaya pemerintah China memulihkan pasar properti yang sedang bermasalah. Perlu diketahui, pasar properti berkontribusi besar terhadap perekonomian negara, dengan menyumbang hingga seperempat dari aktivitas ekonomi keseluruhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, saat ini, sektor properti sedang menghadapi berbagai masalah yang menimbulkan kekhawatiran akan berdampak pada ketidakstabilan ekonomi. Apalagi, ekonomi China sebelumnya sudah melemah akibat tingginya pengangguran dan penurunan permintaan.

Situasi ini juga telah memicu serangkaian gagal bayar perusahaan properti sejak akhir tahun 2021. Dampaknya sangat terasa dengan banyaknya proyek rumah yang terbengkalai, serta pemasok dan kreditor yang tidak mendapatkan pembayaran yang seharusnya.

ADVERTISEMENT

Pada awal bulan ini, tekanan likuiditas yang dialami oleh Country Garden menjadi sorotan publik setelah perusahaan ini gagal membayar kupon sebesar dua dolar. Mereka juga berupaya memperpanjang pembayaran obligasi swasta dalam negeri yang memperdalam kekhawatiran tentang kemungkinan dampak pada perusahaan lain.

Untuk menghadapi tantangan ini, Country Garden mengatakan akan mempertimbangkan langkah-langkah pengelolaan utang, termasuk negosiasi dengan bank dalam negeri untuk memperpanjang pinjaman yang sudah ada.

Meskipun pendapatan mereka naik 40% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya, biaya penjualan mereka melonjak hingga 73%. Total kewajiban mereka juga tetap tinggi, mencapai 1,4 triliun yuan pada akhir tahun 2022.

"Perusahaan merasa sangat menyesal atas kinerja yang tidak memuaskan ini," terang mereka.

Beberapa kreditur luar negeri dari Country Garden sedang melakukan pembicaraan dengan firma hukum di New York dan mempertimbangkan opsi-opsi, termasuk yang bersifat hukum, untuk menghadapi situasi ini.

Firma hukum Kobre & Kim LLP mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa mereka telah berbicara dengan para pemberi pinjaman yang tertarik untuk membentuk sebuah kelompok dan mempertimbangkan pilihan-pilihan mereka, termasuk beberapa yang ahli dalam kredit yang bermasalah dan berpengalaman dalam menggunakan strategi untuk meningkatkan nilai dalam kasus perbaikan utang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Country Garden dilaporkan sedang menghadapi krisis utang sebesar Rp 2.875 triliun yang berpotensi gagal bayar.




(zlf/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads