Arsitektur memiliki kemampuan unik untuk menggambarkan idealisme sosial dan politik suatu zaman. Dalam kasus Uni Soviet, arsitektur modern monolitik menjadi cerminan dari cita-cita komunisme yang pada akhirnya berubah menjadi mimpi buruk yang kontroversial. Bangunan-bangunan monolitik ini tidak hanya mewakili arsitektur, tetapi juga mengandung narasi sosial yang kompleks.
Dikutip dari CNN, Jumat (18/8/2023), Pada banyak tempat, kata "Soviet" telah tergabung dengan pengertian yang merendahkan, terutama saat mengacu pada bangunan yang repetitif dan terbuat dari beton bertulang.
Di Inggris, misalnya, istilah ini digunakan untuk menyebut bangunan yang tampak seperti produk massa, kurang berjiwa, dan mencerminkan kekosongan komunisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di Uni Soviet, kota-kota yang sebenarnya cantik seperti Tallinn dikelilingi oleh apa yang kini dijuluki sebagai "museum yang menggambarkan perlakuan buruk terhadap rakyat biasa." Bangunan-bangunan monolitik ini memiliki tampilan yang sering diakui sebagai "komieblok," yang sering muncul saat kita menjelajah kota-kota di Eropa Timur seperti Praha, Krakow, dan Riga.
Namun, di balik konotasinya yang meremehkan, arsitektur Soviet ini sesungguhnya lahir dari kebijakan yang berupaya menciptakan perumahan layak bagi seluruh rakyat.
Pada tahun 1950-an, era pembangunan massal dimulai sebagai respons terhadap overpopulasi akibat revolusi industri yang melanda. Reformis seperti Nikita Khrushchev berkomitmen untuk memberikan perumahan layak bagi pekerja dengan fasilitas modern seperti pemanas pusat, listrik, dan air panas, yang sebelumnya belum umum di banyak kota.
Namun, semakin berkembangnya proyek-proyek ini, semakin tampak ketidaksempurnaan dalam perencanaan dan implementasi. Bangunan-bangunan monolitik yang terlihat megah terkadang tidak dapat membaur secara harmonis dengan lingkungan sekitar. Hal ini terlihat dalam pemandangan sekelilingnya di mana banyak tanah yang terlantar, tanpa ruang publik yang nyaman.
Terkait dengan penghancuran Tembok Berlin, arsitektur Soviet juga menjadi salah satu isu yang terlibat. Bangunan-bangunan ini menjadi simbol perubahan yang dirindukan oleh banyak orang. Kontras tajam antara arsitektur monolitik dan struktur kota yang beragam membuat orang melihatnya sebagai manifestasi fisik dari pergeseran sosial dan politik yang diharapkan.
Pada intinya, arsitektur Soviet membawa cerita yang lebih dalam dari sekadar beton dan monolit. Ini adalah narasi tentang cita-cita dan kenyataan, tentang bagaimana idealisme dapat berubah menjadi mimpi buruk dalam bingkai beton yang tak terhitung jumlahnya. Dalam penggabungan antara seni dan politik, arsitektur Soviet memberikan pelajaran berharga tentang konsekuensi dari perencanaan yang tidak matang dan dampak sosial dari simbol-simbol visual yang kuat.
(zlf/zlf)