Harga rumah di bawah Rp 200 juta di Jakarta rasanya sulit untuk dipercaya. Meski sulit dipercaya, ternyata memang ada harga rumah di bawah Rp 200 juta di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Rumah tersebut berada di Kansa 4, Kansa Residence, Kramat Jati, Jakarta Timur. Harga rumahnya yaitu Rp 175 juta.
Kalau mau beli, gimana cara bayarnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pembayarannya, pembeli perlu membayar down payment (DP) sebesar 40% dari harga rumah. Setelahnya, pengembang akan membuatkan surat perjanjian jual beli.
Pengembang memiliki 'program suka-suka' yaitu pembeli bisa melunasi pembayaran sesuai dengan kemampuannya. Asalkan, dalam setahun setelah membayar DP sudah lunas.
"Setelah 40% pembayaran kita terima dari pembeli, sisanya itu program suka-suka. Artinya, yang menentukan skema atau termin pembayaran adalah pembeli, kita kasih kebebasan pada pembeli untuk menentukan waktu pembayaran," ungkap Zainal Abidin, salah satu Pengembang Kansa Residence, kepada detikcom, Jumat (11/8/2023).
"Maksudnya, sisa yang 60% selambat-lambatnya 1 tahun dari pembayaran DP. (Mau bayar) tiap bulan boleh, 3 kali pembayaran boleh, yang penting sampai 1 tahun maksimal posisi pembayaran sudah lunas ke kami. Jadi pembeli juga senang," tambahnya.
Alasan pihaknya memakai cash keras untuk pembayaran yaitu karena ingin memudahkan masyarakat dalam membeli hunian.
"Karena kalau mereka pakai 10 tahun, 20 tahun, itu beban untuk mereka. Akhirnya harganya bukan Rp 175 juta tetapi bisa Rp 200 juta lebih. Sementara ini kita tidak ke situ (bekerja sama dengan pihak lain). Tetapi tidak menutup kemungkinan ke depan kita coba kerja sama dengan pihak bank, karena pihak bank sangat membantu dalam hal jual rumah," paparnya.
Sebagai informasi, rumah di Kansa 4 ini memiliki luas bangunan 3x5 meter dan dibuat 2 lantai berupa mezzanine serta tanpa carport. Adapun, tanah tersebut juga memiliki luas yang sama yaitu 3x5 meter. Sementara jalan di depannya memiliki lebar sekitar 3,5 meter.
Nantinya, akan ada railing tangga di dalam rumah tersebut serta kusen jendela yang terbuat dari aluminium. Di bagian bawah, terdapat area dapur, kamar mandi, dan ruang keluarga, sementara di lantai atas bisa digunakan sebagai kamar tidur.
"Kita pakai keramik granit, closet duduk, pakai pintu baja, (dinding) hebel, satu rumah satu hebel, double dinding. Gentengnya kita pakai genteng metal spandek," kata Zainal saat ditemui detikcom di Kansa Residence, Jumat (11/8/2023).
Untuk airnya, di perumahan ini menggunakan air dari PDAM. Adapun listriknya 1.300 watt untuk tiap rumah.
"Kita gunakan air PDAM eksklusif jadi jaringannya itu khusus, jaringan sendiri, tidak gabung dengan air di luar komplek. Kalau listriknya setiap rumah, PLN 1.300 watt," paparnya.
Setelah pembelian rumah, Zainal mengaku pihaknya membebaskan pemilik rumah untuk merenovasi atau membuat partisi di dalamnya. Sebab, hal itu sudah masuk ke wilayah pembeli rumah.
Zainal menuturkan, konsep awal membuat rumah Rp 175 juta ini terinspirasi dari apartemen tipe studio. Menurutnya, tinggal di apartemen kurang mendapatkan interaksi sosial. Maka dari itu, pihaknya membawa konsep apartemen tipe studio ke rumah tapak.
"Nah itu kami terapkan di landed horizontal, di tanah, karena secara sosialisasi punya rumah itu jauh lebih baik di landed daripada apartemen," ujarnya.
"Nah saya lihat kok laku, kok terjual cepat. Memang apartemen itu untuk expatriat atau tempat dia bekerja nggak jauh atau untuk investasi, tapi untuk (rumah) tinggal ya ini. Memang itu salah satu alasan kenapa kami buat seperti ini. Jadi itu tipe studio, tapi ada tanahnya," tambahnya.
Di Kansa 4 ini terdapat 81 unit rumah yang akan dibangun. Namun sayang, semuanya sudah habis terjual.
Saat ini juga pihaknya tengah mengembangkan Kansa 5. Di Kansa 5, yang dijual adalah tanah kavling, namun tak menutup kemungkinan pihak Zainal akan membangun rumah untuk dijual di sana.
(dna/dna)