Generasi muda di Indonesia masih enggan memiliki rumah. Hal itu karena generasi ini lebih mementingkan gaya hidup, seperti traveling hingga belanja dibandingkan dengan memiliki properti hunian.
Fenomenanya, generasi muda, khususnya mereka yang berusia 22-39 Tahun lebih memilih untuk menyewa rumah, apartemen, maupun tinggal bersama keluarga dan enggan membeli rumah sendiri.
Padahal menurut Chief Marketing Office Elevee Condominium Alvin Andronicus, masyarakat dan khususnya generasi milenial harus diberikan pemahaman untuk memiliki future plan, setelah berkeluarga dan memiliki anak selanjutnya adalah tempat tinggal yang nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Generasi milenial yang sudah mature adalah mereka yang berusia 27 tahun ke atas. Dan sudah seharusnya mengerti, diarahkan kemana uang yang didapatkan dari bekerja, usaha dan lainnya, paling tepat adalah membeli properti," jelas Alvin Andronicus dalam acara Elevee Media Talk yang diadakan di Alam Sutera, dikutip Rabu (19/7/2023).
Alvin mengatakan, investasi properti seperti tempat tinggal memiliki karakter berbeda dibanding investasi lainnya. Sebab, nilainya cenderung selalu naik.
"Kesadaran ini harus terus ditumbuhkan karena memiliki properti sama saja sedang berinvestasi, selain itu saat ini perbankan pun memberikan kemudahan untuk pembiayaan bagi milenial ini," tegas Alvin.
Ia mengakui, saat ini perbankan sangat kompetitif dalam menawarkan pembiayaan KPR ataupun KPA dengan memberikan kemudahan-kemudahan dalam pembayarannya. Cara bayar yang memudahkan ini tentunya akan diminati oleh generasi milenial yang menurut Alvin memiliki banyak kebutuhan yang bersifat lifestyle, sehingga kebutuhan primer yang juga memiliki karakter investasi ini juga bisa terpenuhi.
"Namun, yang harus diperhatikan oleh generasi milenial dalam memilih produk properti adalah memilih produk yang tepat, agar nilainya terkerek naik. Idealnya dalam 5 tahun ke depan nilainya akan lebih bagus dan memberikan keuntungan. Ini penting, dan ini harus disadari oleh milenial, membeli properti sama saja berinvestasi," paparnya.
Menurut Alvin, saat ini milenial juga harus jeli dan cermat ketika memilih produk properti. Misalnya, pastikan proyek pembangunan perumahan maupun apartemen sudah berjalan, sudah ada aktivitas kehidupan, dan dilengkapi oleh fasilitas penunjang.
"Jika ada faktor ini maka transaksi investasi nilainya akan terkerek naik," ujar Alvin.
Head Secured Lending Business MayBank Anastasia Retno Pratiwi menegaskan bahwa perbankan saat ini melihat generasi milenial adalah pasar potensial. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian kredit pembiayaan di segmen hunian sejak 2,5 tahun terakhir didominasi milenial.
"Jumlah nasabah KPR/A dari generasi milenial mencapai 53% dengan rentang usia antara 27 tahun hingga 40 tahun," jelas Anastasia Retno Pratiwi.
Meski demikian, masih ada juga calon nasabah yang gagal dalam mengajukan pembiayaan properti karena bermasalah dalam urusan BI Checking, paling besar bermasalah dalam kartu kredit. Untuk itu, perlu upaya dari perbankan untuk memberikan kemudahan pada generasi Milenial untuk pembiayaan properti, misalnya dengan jangka waktu kredit yang panjang.
(dna/dna)