Pernah lihat rumah berbentuk segitiga seperti huruf A? Rumah ini sering disebut sebagai desain rumah A-Frame.

Desain bangunan ini sering kali ditemukan di daerah alam terbuka, seperti hutan, karena desainnya yang fungsional. Di Indonesia, bangunan seperti ini sering digunakan jadi tempat penginapan di wilayah pegunungan seperti Bandung atau dijadikan kafe kekinian.

Pada 2024 lalu, arsitek Jesse Hammer pernah mengungkapkan rumah desain A-Frame ini merupakan bangunan yang struktur utamanya terdiri dari dua balok bersudut yang menyambung di bagian atas dan ditopang secara horizontal di bagian tengah untuk membentuk huruf A.

"Ini adalah solusi ekonomis dan menawarkan banyak variasi arsitektur," katanya, dikutip dari Architectural Digest.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait rumah A-Frame ini, yuk simak informasi berikut ini.

Karakteristik Rumah A-Frame

Ada beberapa karakteristik yang mencolok dari rumah desain A-Frame. Berikut ini informasinya.

Bagian Luar Ruangan

- Atap pelana yang curam dan menyentuh tanah
- Jendela yang besar, biasanya memiliki bentuk segitiga
- Pakai pelapis kayu
- Ada dormer

Bagian Dalam Ruangan

- Langit-langit tinggi
- Memiliki denah lantai yang terbuka
- Rangka kayu terlihat
- Area loteng yang digunakan untuk tidur atau tempat penyimpanan

Sejarah Desain Rumah A-Frame

Menurut Hammer, desain rumah tersebut sudah ada sejak berabad-abad lalu. Perkembangannya terjadi di banyak negara, misalnya rumah pondok kecil (chalet) di Swiss, Māori marae di Selandia Baru hingga desain gassho farmhouse di Jepang yang sudah ada pada periode Edo tahun 1603-1868.

"Struktur-struktur ini muncul sebagai cara untuk melingkupi ruang-ruang tinggi untuk beternak ulat sutra, dengan ruang kerja dan tempat tinggal bersama yang bersarang di sepanjang tepinya. Atapnya yang curam menyerupai pose dua tangan yang sedang berdoa, oleh karena itu dinamakan gassho (gestur tangan simbolis yang melibatkan penyatuan kedua telapak tangan dan membungkuk)," ujar Hammer.

Sementara itu, rumah A-Frame masuk ke Amerika Serikat pada 1934 yang dibangun oleh arsitek asal Austria, Rudolf Schindler atas pesanan Gisela Bennati. Rumah yang ada di Lake Arrowhead, California itu lantas jadi booming setelah Perang Dunia II.

Boomingnya rumah A-Frame di Amerika Serikat juga didorong oleh rumah A-Frame milik arsitek Henrik Bull di Stowe, Vermont pada 1953, dan juga rumah milik Andrew Galler di Long Island, New York pada 1955. Rumah A-Frame banyak dijadikan sebagai rumah liburan.

Arsitek Todd Mather menambahkan, pembangunan rumah tipe tersebut tidak memakan banyak biaya. Hal ini bisa memungkinkan banyaknya pembangunan rumah A-Frame di Amerika.

"Fondasinya minimal atau tidak ada sama sekali, jadi tidak perlu pakai beton sehingga biayanya bisa jauh lebih rendah. Hal ini menarik bagi mereka yang ingin membangun di tepi danau, di pantai, di pegunungan, dan dengan anggaran terbatas," ujarnya.

Rumah A-Frame memang banyak dijadikan sebagai rumah kedua atau rumah untuk liburan. Hal itu karena bangunannya kurang cocok untuk dijadikan bangunan utama.

Desain rumah tersebut tidak memiliki banyak ruang sehingga kurang cocok untuk digunakan untuk seseorang yang memiliki keluarga besar. Namun, jika hanya digunakan untuk sesaat, rumah desain tersebut sudah lebih dari cukup.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini