Teknologi dalam dunia arsitektur semakin canggih. Beberapa tahun ini ada teknologi cetak 3D yang bisa membangun bangunan dalam waktu singkat.
Umumnya teknologi ini dipakai untuk bangun rumah hingga masjid. Namun, teknologi tersebut juga dipakai dan menghasilkan bangunan tertinggi yang dibuat dari hasil cetak 3D.
Namanya Tor Alva atau yang berarti menara putih. Lokasinya ada di Mulegns, Swiss yang hanya dihuni oleh 11 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menara setinggi 30 meter ini merupakan hasil karya dari yayasan budaya Nova Fundaziun Origen yang berkolaborasi dengan beberapa profesor dari ETH Zurich. Tor Alva dikembangkan oleh arsitek Michael Hansmeyer dan profesor ETH Zurich Walter Kaufmann, Robert Flatt dan Benjamin Dillenburger, bersama dengan perusahaan spin-off universitas Mesh dan firma konstruksi Zindel United.
Dilansir dari Dezeen, menara itu merupakan bangunan cetak 3D tertinggi di dunia. Nantinya, setelah 5 tahun di Mulegns, bangunan itu akan dibongkar dan dibangun di tempat lainnya.
Tor Alva dibangun di atas bangunan yang dulunya merupakan toko pandai besi. Hal ini terungkap saat proyek tersebut pertama kali ditunjukkan pada Mei 2025 lalu.
![]() |
Bangunan 4 lantai ini didedikasikan untuk memberi penghormatan kepada sejarah para pembuat gula-gula di wilayah tersebut, sekaligus menyatu dengan latar belakang pegunungannya.
"Bentuk strukturnya mengingatkan pada kue lapis yang penuh hiasan, sebuah referensi pada sejarah emigrasi para pembuat gula-gula dari GraubΓΌnden yang mengekspor keterampilan mereka dari sini ke seluruh Eropa," ujar tim tersebut, dikutip dari Dezeen.
Menara itu dibangun menggunakan mesin cetak 3D yang dilakukan di kampus ETH Zurich HΓΆnggerberg selama 5 bulan sebelum akhirnya dibawa ke Mulegns. Bagian betonnya dibuat oleh robot secara berlapis-lapis dan diperkuat dengan cincin baja, sehingga tidak perlu bekisting.
Setiap komponen dihubungkan tanpa perekat, menggunakan sekrup yang dapat dilepas dan kabel pasca-tegangan untuk memastikan struktur dapat dengan mudah dibongkar dan dibangun kembali di tempat lain di masa mendatang. Di bagian tengah ada sebuah tangga spiral menghubungkan setiap lantai.
Untuk memastikan beton dapat mendukung proses pelapisan ini, Profesor Flatt mengembangkan campuran beton spesifik yang cepat mengeras.
"Tepat sebelum beton keluar dari nosel bertekanan, dua aditif dicampurkan ke dalam campuran, sehingga menghasilkan relief khas seperti tetesan air pada kolom," ujar tim tersebut.
Menurutnya, Tor Alva menunjukkan bagaimana teknik konstruksi digital dapat digunakan untuk membangun struktur penahan beban tanpa bekisting.
Tor Alva dibuka setiap hari untuk tur berpemandu dan kemudian sebagai tempat pertunjukan, dengan panggung di lantai atas berkubahnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/zlf)