Bandara Dhoho Kediri merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun oleh pihak swasta dan dapat melayani penerbangan internasional. Bandara ini sudah resmi beroperasi sejak satu tahun lalu, tepatnya pada Jumat (5/4/2024).
Proyek pembangunannya didanai 100 persen oleh anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk, yakni PT Surya Dhoho Investama dengan nilai investasi Rp 1,82 triliun. Bandara ini juga termasuk proyek yang dikerjakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Selepas setahun beroperasi, dikabarkan Bandara Dhoho Kediri tidak melayani jadwal penerbangan maskapai mana pun pada Juni hingga Juli 2025. Dilansir detikJatim, hal ini disebabkan oleh kendala internal maskapai Citilink yang mengalami kekurangan armada karena sejumlah pesawat sedang menjalani perawatan. Sementara, Citilink adalah satu-satunya maskapai yang terdaftar sebagai maskapai penerbangan di bandara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Angkasa Pura Indonesia Bandara Dhoho Kediri pada saat itu menegaskan bandara tetap akan buka dan siap jika sewaktu-waktu layanan penerbangan kembali dibuka. Hal tersebut disampaikan langsung oleh General Manager I Nyoman Noer Rohim ketika menanggapi kabar mengenai jadwal penerbangan yang kosong pada Juni 2025.
Dalam pantauan detikcom, kondisi tersebut sepertinya berlanjut hingga sekarang. Berdasarkan unggahan Instagram terakhir Bandara Dhoho pada September lalu, memperlihatkan keadaan bandara yang sepi, berbeda dengan beberapa bulan sebelumnya.
"Ada cerita di balik setiap sudut. Dulu tempat ini ramai dengan tawa, langkah terburu, dan pelukan hangat. Kini, hanya hening yang tersisa, menyimpan tanya kapan keramaian itu akan kembali," tulis keterangan pada unggahan Instagram @dhoho.international.airport, seperti yang dilihat detikcom Selasa (7/10/2025).
Jika melihat beberapa situs agen perjalanan online dan memasukkan beberapa jadwal perjalanan dari dan ke Bandara Dhoho Kediri, tidak ada jadwal penerbangan yang muncul. Selain itu, menurut data dari situs Flight Radar 24, Selasa (7/10/2025), tidak ada jadwal penerbangan dan pendaratan pesawat yang terdaftar. Berbeda dengan bandara lain seperti Bandara Juanda di Surabaya yang memiliki puluhan jadwal penerbangan hari ini.
Hal ini sangat disayangkan karena Bandara Dhoho Kediri merupakan salah satu bandara yang memiliki desain bangunan yang mengagumkan. Bahkan ada beberapa orang ada yang menyebut bandara ini sekilas mirip dengan Changi International Airport di Singapura.
Arsitektur Bandara Dhoho Kediri
Bandara Dhoho Kediri dibangun oleh kontraktor WIKA Gedung (WEGE). Pembangunannya hanya memakan waktu sekitar 2 tahun. Dilansir laman resmi WEGE, bandara ini memakai space frame, yakni struktur bangunan yang terdiri dari komposisi batang-batang yang masing-masing berdiri sendiri memikul gaya tekan yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem dalam tiga dimensi atau ruang. Jika dilihat dari atas, space frame ini seperti atap yang sangat luas tetapi mengerucut di bagian tengahnya dan terdapat lubang.
Bandara ini memiliki panjang runway 3.300 x 60 meter, apron komersial berukuran 548 x 141 meter, apron VIP berukuran 221 x 97 meter, empat taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi. Terminal penumpang memiliki luas 18.000 meter persegi yang dapat menampung 1,5 juta penumpang per tahun dan melayani pesawat berbadan besar seperti Boeing 777.
![]() |
Bandara Dhoho Kediri yang memiliki kode International Air Transport Association (IATA) DHX ini memiliki arsitektur yang unik, yakni perpaduan dari kontemporer dan budaya Jawa yang kental pada interiornya. Bandara ini juga didukung dengan sistem pencahayaan alami dan taman di tengahnya. Pencahayaan tersebut berasal dari lubang space frame yang di bawahnya terdapat taman yang rindang.
Tim Desainer Hadiprana yang menangani interior Gedung PTB dan VVIP Bandara Dhoho Kediri menjelaskan konsep dari desain di area tersebut terinspirasi dari lanskap Kediri, menggabungkan tekstur dinamis dan elemen alami sebagai sebuah penghormatan terhadap keindahan alam, warisan budaya, dan tradisi kerajinan daerah tersebut. Material yang dipakai pada hiasan dan perabotannya berasal dari lokal seperti batu alam, batu terakota, dan kayu lokal. Kemudian, mereka juga membuat gerbang masuk bandara yang desainnya terinspirasi dari pegunungan sekitar.
"Desain ini memadukan identitas Kediri dibalut dengan lebih modern, menawarkan penyambutan yang hangat dengan rasa berkelas bagi para tamu terhormat yang melewati terminal VVIP di Bandara Internasional Dhoho," jelas Tim Desainer Hadiprana dalam keterangan tertulis, pada Senin (6/10/2025).
Tim detikFinance berkesempatan berkunjung ke bandara ini pada 2023 lalu. Menurut pengamatan tim detikFinance, bandara ini mengusung konsep modern dengan sentuhan budaya. Hal ini terlihat dari adanya beberapa miniatur candi sebagai pemanis area.
Desain bagian luar bandara disebut futuristik dengan beberapa area terbuka hijau yang cukup luas. Sekilas, bandara ini mengingatkan akan desain Bandara Changi International Airport di Singapura.
(aqi/aqi)