Demonstrasi besar berujung kericuhan berdarah di Nepal turut menghanguskan sejumlah bangunan, salah satunya adalah Gedung Parlemen. Bangunan ini jadi sasaran amuk demonstran yang tidak puas dengan kebijakan pemerintah.
Para pengunjuk rasa dilaporkan membakar gedung pemerintah dan rumah pejabat Nepal pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat. Massa juga membakar kompleks parlemen Singha Durbar, yang jadi kantor pusat pemerintah dan sejumlah kementerian.
Singha Durbar tak hanya sekadar kanto pemerintah Nepal. Lebih dari itu, gedung ini memiliki sejarah panjang dari yang semula merupakan rumah pribadi, lalu dialihfungsikan menjadi tempat tinggal bagi perdana menteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Singha Durbar
Dilansir situs Nepal In Data, Singha Durbar merupakan kompleks parlemen anggota DPR Nepal. Nama Singha Durbar sendiri memiliki arti "Lion's Palace" atau istana singa.
Istana ini dibangun oleh perdana menteri Nepal kala itu, Chandra Shumsher Jung Bahadur Rana. Beberapa sumber mengatakan Singha Durbar dibangun pada 1903, tapi ada juga yang mengatakan pada 1908.
Singha Durbar awalnya dibangun untuk tempat tinggal Chandra Shumsher usai terpilih menjadi perdana menteri. Ia membangun sebuah istana besar yang dinobatkan sebagai salah satu istana paling indah dan mewah di dunia hingga 1950-an.
Chandra Shumsher sebenarnya tidak berniat untuk membangun sebuah istana, melainkan hanya rumah pribadi berukuran kecil. Namun selama proses pembangunan, rumah tersebut justru dibuat makin besar bak istana.
Pasca meninggalnya Chandra Shumsher pada 1929, rumah pribadinya itu kemudian dijual kepada pemerintah Nepal seharga 20 juta rupee Nepal. Bangunan itu kemudian digunakan sebagai tempat tinggal perdana menteri.
Istana itu telah digunakan sebagai tempat tinggal oleh sejumlah perdana menteri dari dinasti Rana, kecuali Padma Shumsher Jung Bahadur Rana. Ia memilih tinggal di rumah pribadinya di Bishalnagar Durbar.
PM Nepal dari dinasti Rana yang terakhir kali menghuni Singha Durbar adalah Mohan Shumsher Jung Bahadur Rana. Ia menjabat sebagai perdana menteri dari 1948 hingga 1951.
Ketika dinasti Rana runtuh pada 1951, Mohan Shumsher masih menempati Singha Durbar sebagai tempat tinggalnya. Namun pada 1953, ia diusir dari istana tersebut oleh pemerintah Nepal karena akan diubah statusnya menjadi properti milik negara.
Gaya Arsitektur Singha Durbar yang Memukau
Dikutip dari The British Library, arsitektur Singha Durbar sangat dipengaruhi oleh gaya Eropa. Hal ini tak lepas dari pengaruh Inggris yang pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Nepal sejak 1816.
Bangunan ini dirancang oleh Kumar Narsingh Rana dan Kishor Narsingh Rana. Singha Durbar terinspirasi dari perpaduan gaya arsitektur, mulai dari rumah bergaya palladian, corinthian, neo klasik, dan baroque.
Dahulu, Singha Durbar memiliki 1.700 kamar tidur yang mengusung konsep mewah. Lantainya dilapisi marmer berkelas, lampu dari kristal, dan langit-langit yang dicat sempurna. Segala perabotan di dalamnya terbuat dari material perak.
Istana ini memiliki aula besar yang dihiasi dengan karya seni terkenal dan mahal. Di dalam aula ini juga terdapat lampu kristal kaca, cermin Belgia, pintu kaca Inggris, lantai marmer Italia, serta dindingnya terdapat motif bunga.
Namun, keindahan dan kemegahan Singha Durbar sempat lenyap karena kebakaran besar pada 1973. Kebakaran itu menghanguskan ketiga sayap istana, kecuali sayap yang menghadap ke depan.
Pasca kebakaran, seluruh bangunan kemudian direnovasi di atas fondasi lama agar bisa kembali terlihat megah seperti dulu kala.
Sempat Hancur Dihantam Gempa Bumi
Pada 25 April 2015, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 menghantam Nepal. Gempa besar ini telah menelan ribuan korban dan merusak sejumlah bangunan, salah satunya Singha Durbar.
Dalam laporan The Himalayan Times, gempa tersebut menyebabkan kerusakan pada dinding, lantai, dan fasad gedung. Untungnya bagian belakang istana tidak mengalami kerusakan cukup parah.
Pasca gempa, kantor perdana menteri dan dewan menteri dipindahkan sementara ke tempat yang lebih aman selama proses renovasi.
Pada awalnya fasad istana akan dirobohkan dan dibangun ulang kembali. Namun ide itu mendapat penolakan dari sejumlah pejabat karena dapat merusak bentuk asli dari Singha Durbar. Akhirnya gedung tersebut direnovasi secara perlahan agar bisa digunakan kembali.
Kini, Singha Durbar berfungsi sebagai kantor pusat pemerintahan Nepal. Selain jadi tempat kerja perdana menteri, gedung megah ini juga digunakan sebagai kantor bagi 20 kementerian dan anggota dewan lainnya.
(ilf/ilf)