Rumah tradisional Jepang dikenal memiliki banyak keunikan. Salah satunya ditemukan pada rumah di Shirakawa, Jepang yang memiliki atap miring menyerupai tangan yang sedang berdoa.
Shirakawa merupakan salah satu desa di Jepang yang telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya. Desa tersebut berlokasi di pegunungan dengan kawasan permukiman yang luas. Hampir semua rumah di sana memakai bentuk atap yang sama yakni berbentuk lancip dari jerami atau disebut pula dengan Gassho-zukuri.
Dilansir dari situs resmi desa tersebut, atap yang lancip tersebut dipasang menurun seperti segitiga. Bentuk atap seperti ini konon menyerupai tangan yang bertemu dalam posisi berdoa. Gaya arsitektur atap ini dikenal sebagai sasu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasangan atap dari jerami tidaklah mudah. Jika dilihat dari dalam, fondasi atap tersebut terbuat dari kayu dan bambu. Lembaran jerami yang sudah disusun rapih dan rapat tersebut kemudian disusun di luar dan diikat dari dalam agar tidak bergeser. Tali pengikatnya pun masih tradisional, yakni tali dari sabut kelapa.
Penggunaan model atap seperti ini merupakan cara warga di sana beradaptasi dengan lingkungan, iklim, dan industri yang cukup dingin di daerah tersebut. Bukan hanya dingin karena berada di ketinggian, daerah tersebut juga sering mengalami hujan salju yang cukup lebat. Oleh karena itu, atap rumah dibuat sangat miring agar salju dapat turun dengan cepat untuk menghindari penumpukan di atas.
Materialnya yang alami tentu tidak bertahan lama. Atap jerami ini perlu diganti setiap 20 hingga 30 tahun sekali. Usia penggantiannya hampir sama atau bahkan lebih lama daripada material modern yang dipakai saat ini.
Uniknya, ketika ada rumah yang harus mengganti atap jerami, sebanyak 200 penduduk desa akan membantu dan saling bekerja sama untuk membuat atap yang baru. Kebiasaan baik ini kemudian sudah menjadi tradisi yang selalu diwariskan. Tradisi ini disebut oleh warga setempat sebagai yui.
Rumah yang memakai Gassho-zukuri pasti memiliki loteng. Bentuknya sama seperti loteng di rumah Amerika. Namun, ukurannya lebih besar, ruangan bisa dibagi menjadi 2-4 kamar. Sayangnya kebanyakan warga tidak menggunakan ruangan tersebut sebagai kamar, melainkan untuk beternak ulat sutra.
Bagian loteng ini juga memiliki ventilasi yang besar untuk akses masuk sinar matahari dan udara. Hal ini ini membuat ruangan tetap terang, hangat, dan kering, meski di paling atas.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/aqi)