Ketika membuka jendela, biasanya jendela didorong keluar. Dengan begitu, angin akan masuk ke dalam dari arah bawah dan kanan kiri.
Hal ini berbeda dengan rumah-rumah di Jerman. Jendela di sana bisa terbuka ke dua arah sehingga bagi yang masih awam pasti bakal bingung cara membukanya.
Dilansir Bauwerk, cara kerja jendela ini masih sama seperti jendela pada umumnya. Namun, terdapat 3 posisi pegangan yang dapat mempengaruhi lebar atau arah buka jendela tersebut. Saat pegangan diputar 90 derajat ke posisi horizontal, jendela berfungsi seperti pintu yang bagian yang terbuka adalah sisi samping, atas dan bawah. Sementara bagian engsel tetap tertutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luas celahnya tidak begitu besar karena semua jendela di Jerman hanya dapat terbuka dengan kemiringan 10-15 derajat.
![]() |
Cara kedua adalah apabila engsel jendela diarahnya ke atas, maka bagian jendela yang terbuka menghadap atas seperti menengadah. Cara buka pintu seperti ini jarang ditemui di Indonesia karena air khawatir menggenang di bawah jendela. Luas celah yang terbuka juga tidak begitu lebar hanya 10-15 derajat saja.
![]() |
Arah engsel yang terakhir adalah apabila pegangan mengarah ke bawah dan jendela ditarik mendekat ke bingkai, lima pin pengunci baja akan mengunci jendela tertutup rapat.
Fungsi dari dua macam cara membuka jendela ini bukan hanya untuk memberikan jalan pertukaran udara, melainkan menjaga properti dari penyusup atau perubahan cuaca. Seperti yang diketahui Jerman berada di Benua Jerman yang setiap tahun merasakan 4 musim.
Sejarah Jendela Dua Arah di Jerman
Jendela seperti ini sudah ditemukan dan diproduksi sejak 1950-an di Jerman. Produsen secara bertahap beralih dari penggunaan dua jendela kaca tunggal, yang dipasang satu di depan yang lain dan dibuka secara terpisah, menjadi satu jendela dengan kaca ganda untuk menahan dingin.
Kemudahan dan fleksibilitas membuka jendela tunggal menjadi aspek penting yang lebih diutamakan. Tren ini bertepatan dengan jendela vinil pertama, yang dirancang di Jerman pada tahun 1954 dan dipasang di sebuah rumah di Hamburg.
Meskipun awalnya mahal, penggunaan vinil pada akhirnya memungkinkan produsen Jerman untuk memproduksi jendela dengan sifat termal dengan biaya yang rendah. Jendela 'tilt and turn' ini menjadi opsi berbiaya rendah untuk menghadapi iklim Jerman di musim dingin, sekaligus memungkinkan ventilasi dan pembukaan yang mudah di musim panas yang sejuk.
Sejak saat itu, jendela miring dan putar yang hemat energi secara termal semakin digemari masyarakat. Kini banyak inovasi material untuk jendela jenis ini, seperti vinil, kayu, aluminium, dan baja.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/aqi)