Bencana alam pergerakan tanah telah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia selama beberapa pekan terakhir. Bencana ini menyebabkan sejumlah bangunan rusak bahkan roboh karena tidak dirancang menahan pergerakan tanah.
Salah satu lokasi bencana pergerakan tanah terjadi di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta. Mengutip pemberitaan detikJabar, dampak pergerakan tanah cukup masif sehingga sejumlah warga terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya mengalami rusak berat.
Salah satu penyebab banyak rumah warga rusak karena sejumlah bangunan tidak dirancang untuk menahan fenomena tanah bergerak. Alhasil, bangunan seperti rumah akan retak hingga roboh dalam sekejap karena fondasinya yang tidak kuat menahan pergerakan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsitek Denny Setiawan mengatakan, sebenarnya masyarakat tetap bisa membangun rumah di lokasi yang rawan terjadi pergerakan tanah. Asalkan sebelumnya telah dilakukan penyelidikan kekuatan tanah atau sondir.
"Setiap kita membangun apa pun ya bangunannya, kita harus melakukan satu step yang namanya penyelidikan kekuatan tanah atau sondir," kata Denny saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/6/2025).
Sebagai informasi, sondir adalah suatu jenis pengujian lapangan yang digunakan untuk memperoleh data tanah sesuai dengan kedalamannya. Sondir juga dapat menentukan fondasi apa yang cocok digunakan saat membangun sebuah bangunan, sehingga dapat menyesuaikan dengan pergerakan tanah yang terjadi.
Untuk menentukan fondasi dan kekuatan dari sebuah konstruksi terdapat satu bidang ilmu yang disebut ahli struktur atau biasa disebut konstruktor. Mereka dapat menghitung dan menentukan fondasi apa yang cocok digunakan pada suatu bangunan dengan menyesuaikan kekuatan tanah yang ada.
Secara umum fondasi terdiri dari dua jenis, yakni fondasi dangkal dan dalam. Fondasi dangkal terletak dekat permukaan tanah dan cocok untuk membangun hunian yang ringan serta tanah stabil, seperti fondasi batu kali. Sedangkan fondasi dalam dipilih untuk bangunan berat atau dibangun di tanah yang labil, seperti tiang pancang atau bored pile.
Untuk membangun rumah di lokasi yang rawan pergerakan tanah, Denny lebih menyarankan menggunakan fondasi dalam. Fondasi ini dinilai cocok karena dapat menjaga struktur rumah lebih kokoh.
"Konstruktor atau orang-orang konstruksi biasanya memastikan bahwa fondasi yang dia pakai itu fondasi dalam, sehingga dia menyentuh tanah keras dari tanah tersebut. Jadi dia pantek atau orang biasa nyebutnya paku bumi supaya menyentuh tanah keras. Nah ketika dia sudah menyentuh tanah keras, biasanya bangunan di atasnya akan lebih stabil terhadap pergerakan (tanah)," jelasnya.
Selain memilih fondasi yang tepat, sondir juga jadi hal terpenting yang wajib dilakukan sebelum membangun rumah, terutama di kawasan yang rawan terjadi pergerakan tanah. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah tanah yang digunakan untuk membangun rumah apakah stabil atau tidak.
"Sondir atau soil investigation kemudian akan sangat mempengaruhi fondasi apa yang kita gunakan, sehingga kita bisa adaptif terhadap pergerakan tanah yang terjadi," ungkapnya.
"Jadi kalau misalnya ditanya 'apakah kalau misalnya kita sudah tahu tanahnya bergerak apakah kita tidak bisa membangun rumah atau bangunan di situ?' Jawabannya oh tentu bisa. Cuma, memang kita harus bijak memilih fondasi apa yang kita mau pakai," pungkas Denny.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(ilf/das)