Ka'bah sebagai bangunan suci umat Islam diselimuti kain penutup berwarna hitam yang disebut kiswah. Raja Salman memerintahkan pergantian kiswah setiap hari ke-9 bulan Dzulhijjah atau setiap setahun sekali setelah para jamaah haji pergi ke Gunung Arafah. Kiswah selalu diganti untuk menjaga kebersihan, keamanan, serta mencegah gangguan.
Dikutip dari Arab News, pada Selasa (03/06/2025), warna kiswah mengalami perubahan dari masa ke masa. Nabi Muhammad SAW pernah menutupi Ka'bah dengan kain Yaman bermotif garis putih dan merah. Sementara itu, Abu Bakar Al-Siddiq, Umar bin Al-Khattab, dan Utsman bin Affan pernah menutupinya dengan kain putih. Lalu, Ibnu Al-Zubayr juga pernah mengganti kain penutup dengan brokat merah.
Tak hanya itu, Sultan Seljuk pernah melapisi dengan brokat kuning. Adapun Khalifah Abbasiyah Al-Nassir mengubah warna kiswah menjadi hijau lalu mengubah lagi menjadi brokat hitam dan warna ini yang tetap bertahan hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Pusat Sejarah Makkah, Dr. Fawaz Al-Dahas, menjelaskan bahwa pilihan warna yang berbeda tersebut didasarkan pada kondisi keuangan di setiap era. Ia juga menjelaskan bahwa warna putih adalah warna yang paling terang tetapi tidak tahan lama karena sering robek, kotor, dan menjadi tidak suci ketika disentuh oleh banyak peziarah.
Pada akhirnya, warna hitam dipilih di penghujung era Abbasiyah karena warna ini dapat bertahan lama serta dapat menahan sentuhan dari banyak pengunjung atau peziarah yang datang dari seluruh dunia.
Adapun, berdasarkan keterangan dari buku berjudul "Al Bait: Misteri Sejarah Ka'bah dan Hilangnya di Akhir Zaman" yang ditulis oleh H. Brilly El-Rasheed menjelaskan bahwa warna hitam akhirnya dipilih sebagai warna kiswah sebagai simbol atas sedihnya Ka'bah karena tidak lagi "ditemani" oleh kehadiran seorang Nabi.
Sementara itu, kiswah diproduksi di Umm Al-Joud yang sekarang sudah dilengkapi dengan mesin-mesin canggih pada industri industri dan melampaui semua produksi kiswah pada era-era sebelumnya.
(das/das)