Pernah terbayang nggak untuk masuk ke kamar perlu merangkak dahulu? Hal itu dapat kamu temukan ketika kamu mengunjungi rumah tradisional di Togo atau Benin yang terletak di wilayah Afrika Barat.
Dilansir dari situs Young Pioneers Tours, rumah tersebut dinamakan Rumah Tata yakni sebutan tempat tinggal bagi orang Tammari. Wilayah Tammari membentang di perbatasan Togo dan Benin. Mereka memiliki budaya dan bahasa yang sama terlebih dalam melaksanakan ritual.
Rumah Tata memiliki desain yang unik, khususnya pada bagian kamar. Rumah ini memiliki kamar dengan pintu geser yang kecil sehingga akses masuknya harus dengan merangkak. Di dalam kamar terdapat tempat tidur serta perapian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kamar di rumah tersebut berada di lantai atas, seperti kamar anak, kamar pria, dan kamar wanita. Hal yang menarik adalah kamar wanita karena ada mangkuk kecil dari tanah untuk tempat buang air bayi mereka tanpa harus keluar kamar.
Selain kamarnya yang unik, Rumah Tata juga dinyatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Hal ini karena setiap rancangan rumah sangat khas dan tidak biasa. Iklim di wilayah tersebut adalah musim panas, sehingga Rumah Tata dibangun dari tanah padat yang mengeras. Dibutuhkan waktu sekitar satu musim untuk membangun rumah karena terdiri dari lapisan berurutan yang memberikan tekstur kokoh.
Pintu rumah selalu dirancang pada sisi barat bangunan sebab wilayah Togo dan Benin memiliki angin kencang yang datang dari timur. Pintu masuk rumah langsung mengarah ke ruangan yang digunakan untuk menyimpan serta menggiling biji-bijian. Pada bagian atas rumah diletakkan pernak-pernik sesuai dengan pekerjaan keluarga, misalnya penggembala sapi akan menaruh tengkorak sapi di atas beranda mereka.
Di bagian dalam rumah, terdapat lubang di tanah. Lubang ini digunakan untuk menggiling fonio, sereal yang dibudidayakan di Afrika untuk membuat kuskus yaitu makanan tradisional mereka. Lubang ini disebut lumbung padi dan biasanya ada di setiap ruangan.
Uniknya lagi, Rumah Tata terhubung dengan kandang hewan ternak penghuninya. Misalnya ada lubang di bawah dinding sebagai terowongan menuju kandang ayam. Kemudian, ada ruang di mana tempat ternak dikurung pada malam hari. Tak hanya penghuni, rumah ini juga dibangun untuk melindungi hewan dari cuaca dan gangguan dari luar.
Selain itu, terdapat perapian dan alas batu di dalam rumah. Asap dari perapian digunakan untuk mengolah kayu yang berfungsi sebagai langit-langit rumah sehingga lebih tahan terhadap rayap. Sementara alas batu digunakan para tetua yang tidak bisa memanjat ke atap.
Sementara itu, dapur terletak atap kedua. Pada dapur dilengkapi lubang kecil di dinding untuk mengalirkan air saat mencuci piring. Selain di atap, dapur juga bisa diletakkan di lantai dasar.
Sayangnya, Rumah Tata ini terancam punah. Sebab, generasi muda mereka merasa jengkel akibat harus merenovasi rumah setiap tahun atau tiga tahun karena rayap. Oleh karena itu, material Rumah Tata mulai diganti dengan semen atau batu bata bukan lagi tanah liat.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/abr)