Rumah tradisional Jepang banyak yang menggunakan material dari kayu. Mulai dari kerangka bangunan, dinding, kerangka atap, lantai, teras, dan ornamennya.
Hal itu dilakukan bukan tanpa alasan. Dilansir Government of Japan, Profesor Nobuaki Furuya, seorang arsitek di Sekolah Sains Kreatif dan Teknik Universitas Waseda, pernah mengungkapkan pemilihan kayu sebagai material utama bangunan di Jepang dikarenakan mudahnya warga di sana menemukan kayu di sekitar mereka. Dari faktor familiar ini, kayu pun menjadi pilihan utama saat hendak membangun rumah.
"Rumah-rumah tua Jepang terbuat dari kayu karena Jepang adalah negara yang penuh dengan hutan, dan kayu adalah material yang sangat familiar," ungkap Furuya, seperti yang dikutip pada Sabtu (5/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini mirip dengan rumah-rumah di Antartika, yakni rumah Igloo dibuat dari bahan es karena lebih mudah ditemukan dan cocok dengan iklim mereka.
"Di seluruh dunia, orang-orang membuat rumah dari material bangunan yang mudah didapat, seperti batu bata yang dijemur di bawah sinar matahari, batu, kayu, bambu, dan bahkan es. Rumah-rumah yang dibangun dengan material lokal menyatu secara alami dengan iklim dan budaya tempat tersebut," jelas akademisi yang telah mengantongi penghargaan di Japan Art Academy Prize, Architectural Institute of Japan Prize for Design, Yoshioka Award, dan JIA Young Architect Award.
Kayu juga banyak digunakan karena kesejukannya, material ini perpindahan panas ke permukaannya sangat rendah. Kayu juga dapat mengatur kelembapan, cocok dengan iklim Jepang yang hangat dan lembap dan memiliki tekstur serta aroma yang membuat penghuni rumah merasa nyaman.
Pohon diketahui memiliki dampak kesehatan yang positif pada manusia, seperti mengurangi stres. Bahkan sebuah penelitian mengungkapkan bahwa potensi influenza lebih rendah terjadi pada sekolah yang dibangun dengan kayu daripada yang dibangun dengan baja bertulang.
"Kayu terasa seperti bernapas, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh bahan anorganik seperti semen, besi, dan kaca," ujarnya.
Namun, setelah sering terjadi bencana di Jepang, pemakaian kayu pada bangunan mulai dikaji ulang. Banyak bangunan modern beralih ke material selain kayu. Apabila ingin memakai kayu, mereka memadukannya dengan material yang lebih kuat.
"Setelah mengalami bencana seperti perang dan gempa bumi, rumah-rumah Jepang modern cenderung menghindari penggunaan kayu," imbuh Furuya.
"Namun, seiring dengan peningkatan teknologi arsitektur, terutama dalam hal ketahanan terhadap api dan gempa bumi, ada tren yang berkembang untuk mengevaluasi ulang kayu dan mengintegrasikannya kembali ke dalam ruang-ruang yang familiar," tambahnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/abr)