Proyek pembangunan gedung tertinggi di dunia, Jeddah Tower, di Arab Saudi dimulai kembali setelah sebelumnya sempat mangkrak sejak 2018. Bangunan itu direncanakan selesai pada 2028 mendatang.
"Pembangunan Jeddah Tower, simbol ambisi dan kemajuan global, telah resmi dimulai kembali," kata developer Jeddah Tower, Kingdom Holding Company, dikutip dari Dezeen, Kamis (30/1/2025).
Meski belum diketahui pasti berapa tinggi gedung ini, bangunan yang dirancang oleh Adrian Smith + Gill Gordon Architecture itu diperkirakan mencapai setidaknya 1.001 meter. Dengan begitu, Jeddah Tower akan mengalahkan tinggi Burj Khalifa yang saat ini memegang rekor gedung tertinggi di dunia yang mencapai 828 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada upacara yang dilakukan minggu lalu, beton dituangkan di lantai 64. Seorang perwakilan pengembang mengatakan bahwa mereka berharap dapat menyelesaikan satu lantai setiap empat hari, dengan tanggal penyelesaian yang diantisipasi pada tahun 2028. Pencakar langit tersebut nantinya akan berisi hotel Four Seasons, apartemen, kantor, dan titik pandang tertinggi di dunia di lantai 157.
Proyek Sempat Dihentikan Pada 2018
Pada 2018, pembangunan Jeddah Tower sempat terhenti. Kala itu, pembangunan sudah dilakukan hingga lantai 63 dan ditargetkan rampung pada 2020. Namun, hal itu tidak dapat direalisasikan karena ada 'pembersihan' Arab Saudi dan pandemi COVID-19.
Dalam catatan detikcom yang mengutip dari 9 News, pembangunan Jeddah Tower dimulai pada April 2013. Kala itu, progres pembangunan terhitung cepat. Fondasi sedalam 105 meter ke bawah tanah berhasil ditanam dan pada 2014, konstruksi gedung sudah terlihat.
Selama beberapa tahun berikutnya, konstruksi pun masih berjalan mulus. Ada 60 lantai sudah terbangun dengan tinggi total mencapai 250 meter. Namun pada 2017, konstruksi mulai tersendat.
Penyebabnya muncul sebuah gerakan yang dikenal sebagai pembersihan Arab Saudi. Pada konglomerat Saudi terpuruk ketika polisi negara melakukan penangkapan massal terhadap para pangeran, menteri pemerintah, dan pebisnis.
Dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sepupu Pangeran Alwaleed bin Talal (cucu raja pertama Arab Saudi Abdulaziz al-Saud) dan kekuatan yang sedang berkembang di kerajaan tersebut, semua dipukul rata. Alwaleed dan ketua Grup Binladin Bakr Bin Laden ditangkap dalam operasi tersebut.
Para pejabat membekukan dana sebesar US$ 800 miliar dalam operasi yang dianggap sebagai tindakan keras anti-korupsi.
Namun di luar kerajaan, beberapa orang percaya bahwa Pangeran Mohammed, calon raja, menggunakan pembersihan tersebut untuk menyingkirkan calon musuh dan saingan kekuasaan.
Karena hilangnya dua orang penting dalam proyek Jeddah Tower, proyek itu pun terhenti pada Januari 2018.
(abr/das)