Proyek gedung tertinggi di dunia Jeddah Tower kembali dilanjutkan setelah 5 tahun lebih mangkrak. gedung yang akan menjulang setinggi 1.000 meter ini mangkrak sejak awal 2018.
Jeddah Tower adalah bagian dari pengembangan proyek Jeddah Economic City yang dikembangkan oleh Jeddah Economic Company, konsorsium yang diketahui oleh Pangeran Alwaleed bin Talal, cucu Raja Pertama Arab Saudi.
Dikutip dari 9newscom.au, kala itu, Alwaleed bin Talal berambisi untuk mengalahkan Uni Emirat Arab yang memiliki Burj Khalifa untuk membuat menara tertinggi di dunia. Burj Khalifa memiliki tinggi 828 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alwaleed kemudian meminta Adrian Smith, arsitek terkenal Amerika yang juga merancang Burj Khalifa, untuk menjadi nakhoda proyek Jeddah Tower. Tahap awal, Saudi Binladin Group, perusahaan konstruksi milik keluarga Osama Bin Laden, mendapatkan kontrak pembangunan proyek itu.
Proyek dimulai pada April 2013 konstruksi pun dimulai. Pada awalnya progres konstruksi berlangsung cepat. Fondasi sedalam 105 meter ke bawah tanah berhasil ditanam. Pada 2014, konstruksi gedung sudah muncul ke permukaan dan berada di atas gurun.
Selama beberapa tahun berikutnya, konstruksi pun masih berjalan mulus. Ada 60 lantai sudah terbangun dengan tinggi total mencapai 250 meter. Namun pada 2017, konstruksi mulai tersendat.
Musababnya, muncul sebuah gerakan yang dikenal sebagai pembersihan Arab Saudi. Pada konglomerat Saudi terpuruk ketika polisi negara melakukan penangkapan massal terhadap para pangeran, menteri pemerintah, dan pebisnis.
Dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sepupu Alwaleed dan kekuatan yang sedang berkembang di kerajaan tersebut, semua dipukul rata. Alwaleed dan ketua Grup Binladin Bakr Bin Laden ditangkap dalam operasi tersebut.
Para pejabat membekukan dana sebesar US$ 800 miliar dalam operasi yang dianggap sebagai tindakan keras anti-korupsi.
Namun di luar kerajaan, beberapa orang percaya bahwa Pangeran Mohammed, calon raja, menggunakan pembersihan tersebut untuk menyingkirkan calon musuh dan saingan kekuasaan.
Karena hilangnya dua orang penting dalam proyek Jeddah Tower, proyek itu pun terhenti pada Januari 2018.
Para tahanan dipaksa menandatangani pengakuan dan membayar denda, kata laporan. Tidak ada tuduhan, bukti atau persidangan.
Di depan umum, Alwaleed menegaskan dia tidak disiksa atau dipaksa melakukan apa pun oleh rezim sepupunya.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg setelah pembebasannya, Alwaleed mengatakan dia telah mencapai "pemahaman" yang "rahasia dan rahasia antara saya dan pemerintah". ujarnya.
"Saya tidak akan terlibat dalam diskusi yang terjadi antara saya dan perwakilan pemerintah," katanya.
Pada tahun 2018, Jeddah Economic Company, menyebut proyek akan dilanjutkan 2020. Namun, pandemi Corona menyerang, hingga proyek itu kembali mangkrak dan tak bisa dilanjutkan.
Terbaru, JEC menyebut proyek kembali dilanjutkan tahun ini. Kini ada sebanyak 14 kontraktor dari seluruh dunia terlibat dalam proyek gedung setinggi 1 km ini.
(zlf/zlf)