Gedung kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) di Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa dibilang cukup unik karena bentuknya yang mirip dengan terasering, salah satunya pada Kemenko 4. Dalam proses perancangan hingga pembangunannya, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi.
Perencana konsep basic design Gedung Kemenko 4 dilakukan oleh firma arsitektur Urban+ yang kemudian disempurnakan oleh firma arsitektur Alien DC. Dalam menyempurnakan desain bangunan gedung Kemenko 4, Project Architect Alien DC, Pria Kurniawan mengungkapkan sederet tantangan yang dihadapinya.
Pertama, terkait kontur tanah yang berbukit-bukit. Hal ini membuat pihaknya memastikan proses cut and fill atau pemerataan tanah dilakukan dengan presisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di proses DED-nya (designed engineering and details) memang cukup menantang ya. Pertama dari segi site-nya sendiri itu memang berkontur, jadi itu istilahnya perlu kajian lebih untuk penentuan elevasi bangunan terus untuk penentuan cut and fill-nya karena di sini banyak sekali pengolahan tapak karena dia kan berbukit-bukit, harus diperhitungkan bener cut and fill nya," ujar Pria kepada detikcom, Senin (26/8/2024).
Ia juga mengungkapkan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sempat berpesan untuk tetap mempertahankan topografi asli lahannya. Hal itu juga menjadi tantangan bagi pihaknya untuk membuat bangunan di lahan yang memiliki kontur tanah tidak rata.
"Dari Pak Menteri, Pak Basuki pun awal-awal sempat berpesan jangan banyak untuk meng-cut and fill tanah itu, usahakan tetap pertahankan keaslian topografinya jadi di situlah tantangannya," tuturnya.
Bentuk gedung Kemenko 4 di IKN dibuat sedemikian rupa agar tetap tampak alami seperti alam di sekitarnya. Hal ini juga menjadi tantangan dalam perancangan sebuah kantor. Sebab, kata Pria, umumnya kantor-kantor itu bentuknya hanya kotak saja, sementara kantor Kemenko 4 ini bentuknya seperti terasering yang berundak-undak. Selain membuatnya tampak indah dan alami, pihaknya juga harus memastikan ruangan kantor yang dipakai efektif dan nyaman.
"Kalau office di Jakarta kan dia kotak gitu ya dari lantai 1-20 itu sama. Kalau ini kan memang bentuknya alami, dia berterasering, itu juga tantangannya untuk mendapatkan ruang-ruang kerja yang efektif," paparnya.
Karena dibangun dengan konsep yang alami, gedung Kemenko 4 ini juga memakai bahan bangunan yang ramah lingkungan. Hal itu agar sesuai standard green building atau bangunan gedung hijau.
"Pertama, kita tuh material arsitektur ya, kita memenuhi penilaian green building bangunan gedung hijau, jadi ada standard yang harus kita capai untuk kriteria bangunan gedung hijau tersebut. Nah material arsitektur itu mengikuti agar kriteria tersebut bisa tercapai," ungkapnya.
Salah satu contohnya adalah penggunaan kaca rendah emisi atau low-e glass di bagian fasad bangunan. Penggunaan kaca tersebut dapat meminimalisir panas dan cahaya matahari yang masuk ke dalam gedung sehingga kerja AC di dalam ruangan tidak terlalu berat. Hal tersebut bisa menghemat energi yang digunakan.
![]() |
"Kalau untuk material interior, kita sebenarnya rata-rata sudah (sesuai) dengan TKDN, mengutamakan produk-produk dalam negeri. Kemudian untuk desain, kita tetap menyesuaikan tadi, untuk desain interior dan desain bangunan itu temanya konsep alami jadi dipilih warna-warna alami yang natural, warna kayu, batu, seperti itu," pungkasnya.
Sebagai informasi, kantor Kemenko 4 ini berdiri di atas lahan seluas 36.400 m2 dan terdiri dari 4 tower. Masing-masing towernya terdiri dari 6 lantai. Di sana juga ada semi basement serta terdapat satu lantai untuk bangunan multifungsi.
Selain digunakan untuk bekerja, terdapat beberapa area yang bisa digunakan oleh publik di kantor Kemenko 4. Di sana akan ada area komersial hingga amphitheater yang bebas digunakan oleh masyarakat umum.
(abr/abr)