Upacara HUT RI ke-79 di Jakarta digelar di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Tahun ini, peringatan kemerdekaan Indonesia dibuat spesial, di mana upacara akan digelar di 2 tempat yakni Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Presiden Joko Widodo akan memimpin upacara di IKN, sementara di Jakarta akan dipimpin oleh Wakil Presiden, Ma'ruf Amin.
Menengok lokasi upacara HUT RI ke-79 di Jakarta, yakni Istana Merdeka ada banyak hal yang menarik untuk dibahas. Mulai dari sejarah hingga arsitektur.
Sejarah Istana Merdeka
Istana Merdeka bukan hanya bangunan megah yang digunakan sebagai kediaman Presiden Indonesia, melainkan sejarah di balik pembangunannya. Dikutip dari situs Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Sabtu (17/8/2024), melalui arsitek Drossares, Istana Merdeka dibangun pada 1873 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Louden dan selesai pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem Van Landsbarge tahun 1879.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semula, bangunan ini diperuntukkan sebagai tempat tinggal bagi gubernur jenderal Hindia Belanda Johan Wilhelm van Lansberge pada masa kolonial. Kala itu, Istana Merdeka disebut sebagai Paleis Koningsplein. Kemudian berganti nama sebagai Istana Gambir dan baru pada 1949, berubah menjadi Istana Merdeka.
Istana Merdeka menjadi saksi penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Republik Indonesia Serikat diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J. Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia.
Presiden pertama yang menempati Istana Merdeka adalah Ir. Soekarno pada 28 Desember 1949 setibanya dari Yogyakarta.
Arsitektur Istana Merdeka
Istana Merdeka berada di Jalan Merdeka, satu area dengan Istana Negara. Untuk mempermudah membedakan kedua bangunan tersebut, bangunan Istana Merdeka menghadap ke taman Monumen Nasional (Monas).
Dilansir dari Tesis mahasiswa Universitas Indonesia Kukuh Pamuji yang berjudul Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan tahun 2010, bangunan Istana Merdeka memiliki luas 2.400 m2.
Konsep pembangunan Istana Merdeka mengikuti konsep rumah panggung guna mengantisipasi kemungkinan banjir atau pasang surut air. Konsep tersebut juga berfungsi sebagai ventilasi untuk menyejukkan isi bangunan.
Jika dilihat dari luar, Istana Merdeka memiliki beberapa tiang atau pilar besar. Ternyata itu adalah bagian dari arsitektur Palladian yang menampilkan corak Yunani yang kental. Gaya Arsitektur Palladian merupakan kebangkitan dari gaya arsitektur klasisisme atau gaya yang dianggap sebagai puncak seni bangunan paling tinggi yang dikembangkan di Yunani pada abad 5 sebelum masehi.
Arsitektur Palladian memberikan kesan bahwa bangunan ini kokoh dan anggun, seperti yang ingin dilambangkan untuk para penghuni istana.
Istana Merdeka memiliki beberapa ruangan, seperti Ruang Serambi Depan, Ruang Kredensial, Ruang Koridor, Ruang Jepara, Ruang Terima Tamu Ibu Negara, Ruang Resepsi, Ruang Kerja Presiden, Ruang Bendera Pusaka, dan Ruang Serambi Belakang.
Ruangan-ruangan tersebut tentu memiliki keunikannya masing-masing, contohnya seperti pada bagian serambi depan yang terdapat 3 buah lampu gantung kristal yang berasal dari Ceko. Lalu ada juga Ruang Jepara yang bagian interior nya didominasi nuansa Jawa Tengah dengan mebel ukir yang berasal dari Jepara.
(aqi/abr)