Melansir dari Dezeen, toilet tersebut terletak di sebuah taman di kota Miyoshi. Bangunan kayu itu dilapisi tanah dari situs konstruksi yang dicampur kapur.
Bersama perusahaan teknik IS Engineering dan perusahaan pengolahan limbah industri Ishizaka Corp, Tono Mirai mengembangkan tembok yang dipadatkan dengan tanah untuk membuat bangunan bebas limbah konstruksi.
Bahan tanah tersebut menutupi rangka kayu dari dinding melengkung yang mengelilingi toilet umum. Lalu, bagian atas terdapat atap kayu melengkung dan jendela atap.
![]() |
"Dua dinding dilapisi tanah daur ulang berbentuk setengah lingkaran ditempatkan secara terhuyung-huyung menciptakan gerakan dan sirkulasi lembut di dalam hutan, dan seluruh bangunan bertindak sebagai sumber cahaya, menghubungkan surga dan bumi dengan cahaya yang berasal dari jendela atap," ujar Tono Mirai dikutip dari Dezeen, Selasa (7/5/2024).
Campuran papan gipsum dan tanah yang dibawa ke Ishizaka Corp dari rumah yang dibongkar oleh pembangun rumah. Kemudian campuran tersebut dipisahkan dan dimurnikan di pabrik perusahaan.
Mirai menyampaikan selama ini bahan tersebut hanya digunakan sebagai bahan dasar jalan, namun baru pertama kali digunakan sebagai bahan bangunan. Selanjutnya, ia menjelaskan alasan menggunakan rangka kayu untuk Toiletowa, yakni tanah yang dipadatkan saja tidak memiliki kekuatan tekan yang cukup.
Oleh karena itu, tanah digunakan sebagai sentuhan akhir yang melapisi struktur. Lapisan kayu berfungsi sebagai plester serta dicampur kapur untuk mendapat partisi dan lantai yang keras.
![]() |
Sebelah toilet ada bangunan kayu berbentuk setengah lingkaran berisi tangki untuk mendaur ulang air limbah. Hal ini dirancang untuk menunjukkan bagaimana air disirkulasikan dan digunakan kembali untuk menyiram tanaman di taman sekitar.
"Bioteknologi yang disebut fermentasi gabungan (EMBC) yang dikembangkan oleh dokter Yasuhide Takashima digunakan untuk mengolah dan meregenerasi air limbah toilet ini," ungkapnya.
Mirai menjelaskan dengan membiarkan bakteri aerob dan bakteri anaerob hidup berdampingan, terjadi perubahan fermentasi, dekomposisi, sintesis dan fusi fermentasi, sehingga air menjadi murni serta tidak mengandung bakteri penyakit dan E.coli, sehingga tidak berbau - cukup jernih untuk diminum.
"Air enzim yang tercipta dalam proses ini bersirkulasi tanpa henti. Air yang mengandung kristal terikat enzim mengaktifkan tanah serta memberi efek yang meningkatkan produktivitas tanaman," paparnya.
Adapun bangunan tanki ini dirancang untuk menunjukan proses filtrasi dan daur ulang air. Sementara sebagian besar elemen kayu pada kedua struktur terbuat kayu reklamasi dan fondasinya terbuat dari batu daripada beton. Bahkan, Wastafel dan toilet juga terbuat dari serpihan kayu daur ulang.
![]() |
Sedangkan lansekap sekitar toilet menggunakan pecahan ubin batu serta dipadukan dengan serpihan kayu dan batu lava. Peletakan ini membuat jalur yang memungkinkan air hujan mengalir ke bumi.
"Lebih dari sekadar toilet, tempat ini dibangun sebagai ruang pendidikan lingkungan yang mendaur ulang limbah industri dan menjadi model masa depan masyarakat yang bebas limbah dan berorientasi daur ulang," pungkasnya.
(dhw/dna)