Baru-baru ini media sosial Twitter tengah ramai membicarakan soal unit apartemen di Indonesia yang terbilang sempit. Bahkan, ada yang menyebutnya seperti 'kandang ayam' saking kecilnya.
Awalnya pegiat Media Sosial Adriansyah Yasin menyebut bentuk apartemen di Indonesia terlalu kecil.
"Harus kembali ke regulasi untuk mengatur standar apartemen yg lebih manusiawi, apalagi mengingat ya jawaban dari membuat kota yg padat namun efektif adalah dengan high-density housing," cuit Adriansyah dilihat detikProperti, Jumat (7/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netizen pun ramai-ramai mertweet dan membalas cuitan tersebut. Netizen pun bahkan menyebut saking sempitnya, apartemen di Indonesia diibaratkan kandang aya,.
"Orang Indonesia kalau bangun apartemen modelannya kayak kandang ayam, sumpek banget," ujar salah satu pengguna twitter, dilihat detikcom, Jumat (7/7/2023). Sebagai informasi, ejaan telah disesuaikan.
Selain itu, ada juga yang membandingkan apartemen di Singapura dengan Indonesia yang dinilai lebih luas. Bahkan, luas apartemen untuk ukuran terkecil di Singapura sekitar 65 m2 yang masih bisa memiliki 2-3 kamar tidur, sementara di Indonesia hanya sekitar 18 m2.
Sebenarnya, kenapa sih bangunan apartemen di Indonesia kecil-kecil?
Pengamat Properti dan CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda menuturkan, hal itu terjadi karena harga tanah yang terus meningkat. Hal ini membuat para pengembang, mau tidak mau membuat apartemen yang harganya tidak jauh dari harga tanah yang dibelinya.
"Kenapa apartemen tambah kecil tambah kecil karena harga tanah di kita itu kan semakin lama semakin tinggi. Jadi untuk mengejar harga, mau tidak mau tuh resizing ke luas unit. Dan unit 18 (m2) itu, dari swasta hitung-hitungan bisnisnya itu yang masih profit margin lah," tuturnya kepada detikcom, Jumat (7/7/2023).
Lebih lanjut, Ali mengatakan, apartemen di Indonesia tidak bisa disandingkan dengan apartemen di Singapura. Di Singapura, kata Ali, memiliki bank tanah atau sebagian besar tanahnya dikuasai oleh negara. Hal inilah yang membuat Singapura bisa membuat apartemen dengan harga yang 'wajar' sesuai ukuran unitnya.
"Singapura itu beda dengan Indonesia. Singapura itu sebagian besar tanahnya dikuasai oleh negara jadi harga patokan tanahnya memang beda," paparnya.
"Kalau di kita kan belum ada bank tanah. Jadi tanahnya masih market mechanism, jadi pengembang dapat harga tanahnya seberapa murah itu tergantung kejelian pengembang," pungkasnya.
(zlf/zlf)