Ammar Zoni Dipindah ke Nusakambangan, Pulau Para Legenda dan Terpidana

Dicky Ardian
|
detikPop
Pulau Nusakambangan yang terdapat sejumlah lapas termasuk di dalamnya Lapas Karanganyar.
Pulau Nusakambangan yang terdapat sejumlah lapas termasuk di dalamnya Lapas Karanganyar. (Foto: Anang Firmansyah/detikJateng)
Jakarta - Pulau Nusakambangan, namanya aja udah bikin bulu kuduk berdiri. Buat sebagian orang, pulau di selatan Cilacap ini masih diselimuti kabut legenda dan aura mistis, tapi buat dunia hukum, tempat ini punya reputasi lebih kelam lagi: rumah bagi para narapidana kelas kakap dan lokasi eksekusi mati paling terkenal di Indonesia.

Kini, aktor Ammar Zoni menjadi salah satu penghuni barunya. Ia dipindahkan ke Lapas Super Maximum Security Karanganyar, Nusakambangan, setelah empat kali tersandung kasus narkoba, termasuk mengedarkan sabu dan ganja dari dalam Rutan Salemba, Jakarta Pusat.

"Ini bukti bahwa peringatan Bapak Menteri (Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan Agus Andrianto) dan Pak Dirjen (Dirjen Permasyarakatan Mashudi) serius. Bahwa siapapun terlibat peredaran narkoba akan ditindak," tegas Kasubdit Kerjasama Ditjenpas, Rika Aprianti, Kamis (16/10/2025).

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memindahkan Ammar Zoni dan 5 warga binaan high risk ke Lapas Nusakambangan. (dok.istimewa)Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memindahkan Ammar Zoni dan 5 warga binaan high risk ke Lapas Nusakambangan. (dok.istimewa) Foto: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memindahkan Ammar Zoni dan 5 warga binaan high risk ke Lapas Nusakambangan. (dok.istimewa)

Rombongan petugas yang membawa Ammar Zoni tiba di Nusakambangan pukul 07.43 WIB. Tak sendirian, ia datang bersama lima narapidana lainnya yang juga dikategorikan high risk.

"Setiap warga binaan high risk lainnya yang dipindahkan ke Nusakambangan, mereka juga akan ditempatkan di Lapas Super Maximum dan Maximum Security," lanjut Rika.

"Diharapkan langkah ini dapat mengubah perilaku mereka menjadi warga binaan yang lebih baik, sesuai tujuan sistem permasyarakatan."

Pulau yang Tak Sekadar Penjara

Nusakambangan bukan sembarang pulau. Membujur dari barat ke timur, wilayah ini dikelilingi muara sungai Citanduy, Segara Anakan, dan samudera Hindia, dikutip dari detikJateng. Tapi di balik keindahan alam dan hutan belukar yang lebat, tempat ini punya dua sisi: legenda mistis dan bayangan mencekam dari jeruji besi yang mengurung para pelaku kejahatan paling berat di negeri ini.

Menurut catatan sejarah, Lapas Nusakambangan sudah berdiri sejak 1908, ketika pemerintah Hindia Belanda menjadikannya lokasi pembuangan narapidana berbahaya. Lokasinya yang terisolasi dan sulit dijangkau membuatnya jadi benteng alami dari percobaan pelarian.

Hingga kini, Nusakambangan tetap jadi simbol penegakan hukum paling tegas di Indonesia, tempat di mana pelaku kasus korupsi, terorisme, hingga pembunuhan menjalani hukuman berat, bahkan eksekusi mati.

Nama-nama yang pernah menjadi penghuni LP Nusakambangan adalah Tommy Soeharto (kasus perencanaan pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita, kepemilikan senjata api, serta percobaan melarikan diri), Johny Indo (pemimpin Pachinko, merampok toko emas di Cikini dan mencoba kabur), Bon Hasan (kasus korupsi), Trio Bom Bali: Amrozi, Imam Saumdra dan Mukhlas, hingga Freddy Budiman (gembong narkoba yang dieksekusi hukuman mati pada 29 Juli 2016).

Penjara yang Dijaga Ketat

Untuk sampai ke sana, pengunjung harus menyeberangi Selat Segara Anakan dengan kapal khusus dan izin ketat. Tiap sudutnya dilengkapi kamera pengintai dan penjagaan.

Bangunan-bangunan tua di sana, sebagian besar peninggalan kolonial Belanda, masih berdiri dengan dinding tebal dan kokoh.

Jejak Legenda dan Asal Nama Nusakambangan

Namun jauh sebelum jadi lapas paling mencekam di Indonesia, pulau ini juga dikenal lewat kisah legendaris tentang Prabu Aji Pramosa dan Resi Kano, seperti tertulis dalam Cerita Rakyat Jawa Tengah: Kabupaten Cilacap karya Ery Agus Kurnianto dkk.

Kisahnya dimulai saat Resi Kano, seorang resi mahasakti dari Kediri, diusir oleh Prabu Aji Pramosa yang takut akan kesaktiannya. Resi Kano kemudian mengembara ke pantai selatan, hingga akhirnya bertapa di tempat yang kini dikenal sebagai Nusakambangan.

Sampai akhirnya sang prabu menemukannya dan menusukkan senjata ke tubuh sang resi. Tubuh Resi Kano lenyap, langit bergemuruh, dan muncul seekor naga raksasa dari laut selatan. Pertarungan magis itu menciptakan ombak besar yang dipercaya sebagai asal mula Teluk Penyu di Cilacap.

Kembang Wijayakusuma dan Kutukan Pulau

Legenda berlanjut ketika Dewi Wasowati muncul dan menyerahkan cangkok kembang wijayakusuma kepada Prabu Aji Pramosa dengan meninggalkan pesan.

"Prabu Pramosa, engkau menjadi saksi, ketahuilah bahwa pegunungan dan karang ini terpisah dari Pulau Jawa. Karang ini akan kuberi nama nusa yang berarti pulau. Karena di pulau ini aku telah menyerahkan kembang wijayakusuma, aku tambahkan nama itu dengan kembangan."

Sejak saat itu, pulau tersebut disebut Nusa Kembangan, atau yang kini kita kenal sebagai Nusakambangan.


(dar/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO