Alasan Mel Gibson Cari Pemeran Yesus Baru
Aktor yang sebelumnya memerankan Yesus, Jim Caviezel, dipastikan tidak akan kembali. Perannya akan digantikan oleh aktor asal Finlandia, Jaakko Ohtonen.
Penggantian Jim Caviezel, yang saat ini berusia 57 tahun, dilakukan karena tuntutan cerita. Film The Resurrection of the Christ mengambil latar tiga hari setelah penyaliban Yesus pada Jumat Agung.
Baca juga: Mel Gibson Temukan Pemeran Yesus Baru |
Menurut laporan EW (16/10), untuk adegan-adegan pasca-kebangkitan, Caviezel perlu menjalani proses de-aging (penghilangan usia secara visual), yang dianggap lebih rumit daripada langsung memilih aktor baru yang usianya lebih sesuai.
Selain Jaakko Ohtonen sebagai Yesus, Mel Gibson juga merombak total pemeran untuk karakter penting lainnya.
Jaakko Ohtonen Foto: dok Facebook |
Proyek ambisius ini akan dipecah menjadi dua bagian. Mitra studio, Lionsgate, telah mengumumkan jadwal tayang. Bagian pertama (The Resurrection of the Christ: Part One): Dijadwalkan rilis pada 26 Maret 2027 (bertepatan dengan Hari Jumat Agung). Bagian kedua dijadwalkan rilis pada 6 Mei 2027 (bertepatan dengan Hari Kenaikan Yesus Kristus/Ascension Day).
Sutradara Mel Gibson memberikan gambaran yang intens mengenai film mendatang ini. Dalam sebuah wawancara di podcast Joe Rogan, ia menggambarkan naskah film tersebut sebagai "acid trip" (perjalanan halusinasi).
"Ada banyak hal yang dibutuhkan karena naskahnya adalah acid trip. Saya belum pernah membaca hal seperti itu," ujar Gibson.
"Ada beberapa hal gila. Untuk menceritakan kisah ini dengan benar, Anda harus memulai dengan kejatuhan para malaikat. Anda berada di alam lain. Anda harus pergi ke Neraka (Hell). Anda harus pergi ke Sheol (dunia orang mati)."
Film aslinya, The Passion of the Christ (2004), merupakan fenomena box office. Film yang didanai dan diproduksi sendiri oleh Gibson dengan biaya USD 30 juta ini berhasil meraup USD 370 juta di bioskop Amerika Utara dan total USD 610 juta di seluruh dunia.
Film ini memegang rekor sebagai film berating R terlaris sepanjang masa di Amerika Serikat (hingga tahun 2024) dan film independen terlaris sepanjang masa. The Passion of the Christ juga meraih tiga nominasi Oscar untuk Sinematografi Terbaik, Musik Orisinil Terbaik, dan Tata Rias Terbaik.
(ass/wes)












































