Dua Lipa dan Ratusan Seniman Minta Perlindungan dari AI

Asep Syaifullah
|
detikPop
NEW YORK, NEW YORK - APRIL 28:  Dua Lipa attends the 50th Chaplin Award Gala on April 28, 2025 in New York City. (Photo by Theo Wargo/WireImage)
Foto: Getty Images
Jakarta - Perkembangan artificial intelligence (AI) tak hanya membuat khawatir para pekerja film saja. Kini sejumlah musisi pun turut merasakan hal yang sama.

Dua Lipa, Sir Elton John hingga Florence Welch bersama para seniman lainnya mendesak pemerintah Inggris untuk membuat undang-undang baru terkait hak cipta untuk melindungi karya mereka dari AI.

Surat yang ditandatangani oleh lebih dari 400 musisi, penulis, dan seniman Inggris itu ditujukan kepada Sir Keir Starmer. Mereka mengancam akan menyerahkan karya kepada perusahaan teknologi.

Mereka menulis, posisi Inggris sebagai pusat kreativitas juga terancam. Mereka ingin PM mendukung amandemen RUU Data (Penggunaan dan Akses) yang mengharuskan pengembang bersikap transparan kepada pemilik hak cipta tentang penggunaan materi mereka untuk melatih model AI.

Dilansir dari BBC, seorang juru bicara pemerintah berkata: "Kami ingin industri kreatif dan perusahaan AI kami berkembang pesat, itulah sebabnya kami berkonsultasi tentang paket tindakan yang kami harap akan berhasil untuk kedua sektor tersebut."

"Kami jelas bahwa tidak ada perubahan yang akan dipertimbangkan kecuali kami benar-benar yakin perubahan tersebut berhasil untuk para kreator."

Penandatangan lainnya termasuk penulis Kazuo Ishiguro, penulis naskah David Hare, penyanyi Kate Bush, Robbie Williams, Coldplay, Tom Stoppard dan Richard Curtis.

Sir Paul McCartney, mengatakan kepada BBC pada Januari lalu, tentang kekhawatiran AI yang menipu para seniman, juga telah menandatangani surat tersebut.

"Kami adalah pencipta kekayaan, kami mencerminkan dan mempromosikan kisah-kisah nasional, kami adalah inovator masa depan, dan AI membutuhkan kami seperti halnya ia membutuhkan energi dan keterampilan komputer," katanya.

Mereka mengatakan kekhawatiran mereka dapat dipenuhi jika pemerintah mendukung amandemen yang diusulkan oleh Baroness Beeban Kidron menjelang pemungutan suara penting di House of Lords pada Senin mendatang.

Amandemen Baroness Kidron, katanya, akan memungkinkan pengembang AI dan para kreator mengembangkan rezim perizinan yang akan memperbolehkan konten yang diciptakan manusia untuk bertahan lama di masa mendatang.

Tapi tidak semua orang setuju dengan pendekatan para seniman tersebut. Julia Willemyns, salah satu pendiri lembaga pemikir Centre for British Progress, mengatakan usulan semacam itu dapat menghambat Inggris dan upayanya untuk tumbuh.

"Langkah-langkah tersebut tidak akan menghentikan perusahaan asing menggunakan konten dari industri kreatif Inggris," katanya kepada BBC.

"Rezim hak cipta yang ketat akan mengalihkan pengembangan AI ke luar negeri, menghambat inovasi dalam negeri, dan secara langsung merugikan ekonomi Inggris."


(ass/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO