Menyoal Perjuangan Musisi Daerah Tembus Pasar Musik Nasional

Sebut saja yang paling marak adalah musik koplo atau campur sari dari Jawa. Bukankah mereka hampir merajai setiap event festival musik besar?
Baca juga: 7 Buku Indonesia yang Curi Perhatian di 2024 |
Nama-nama besar seperti Denny Caknan, Happy Asmara, Ndarboy Genk, sampai NDX AKA sudah cocok dipanggil jagoan di beberapa acara musik.
Tapi, perjuangan mereka sebelumnya gak mudah. Ada momen terseok-seok karena prosesnya penuh keringat dan air mata.
Seperti apa yang dijelaskan Ndarboy Genk, musisi asal Jogja yang kini namanya dikenal banyak orang.
"Di industri dangdut kita benar-benar bertumbuh dari sebuah aplikasi TikTok, YouTube dan lain-lain. Kita bukan ikut label lah atau apapun. Kalau kalian pernah dengar namanya sekarang band indie," kata Ndarboy Genk di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan mencoba mengingat jerih payah pengamen daerah menuju industri musik nasional.
"Kita memproduksi pakai uang kita sendiri. Kita manggung dan lain-lain dari situ," tegasnya lagi.
Karena satu nasib dan satu perjuangan, maka banyak musisi daerah yang saling mendukung. Hal ini pun turut menjadi bagian dari kesuksesan mereka.
Ndarboy Genk pun menegaskan bahwa musisi daerah senantiasa bahu-membahu membantu karya teman-temannya. Bahkan mereka kerap berkumpul dan sering berdiskusi.
Salah satu pembahasan yang dipaparkan, adalah tentang hak cipta mengingat mereka sering tampil membawakan lagu-lagu milik orang lain.
"Kita punya padepokan. Di situ menurut saya menjadi tempat kreatif untuk mengedukasi tentang merilis sebuah karya. Biar tidak dicuri oleh orang dan lain-lain, seperti itu," jelas Ndarboy Genk lagi.
Usai lagu campur sari ngehits, beberapa musisi daerah lain pun mulai terlihat. Misal dari Madura, Sumatera, sampai Indonesia bagian Timur pun kini turut disorot.
Tak sedikit juga dari mereka datang ke Jakarta untuk meramaikan beberapa nama festival musik besar.
So, gimana menurut kamu? Musik daerah saat ini sudah keren banget kan?
(pig/wes)