Jadi Musisi Perintis, Perjuangan Penyanyi Koplo Gak Mudah!

Pingkan Anggraini
|
detikPop
Ndarboy Genk turut meramaikan Festival LIKE 2 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (11/8/2024). Selain bernyanyi, Ndarboy juga mengajak penonton bergoyang.
(Foto: Ari Saputra) Ndarboy Ajak Penonton Joget dan Nyanyi Bareng di Festival LIKE 2
Jakarta -

Seniman luar Jakarta, atau sering disebut sebagai 'seniman daerah', yang mengusung genre koplo dua tahun terakhir lagi perhatian publik. Satu per satu nama mencuat dan memunculkan peminat yang makin menjamur.

Perjalanan para musisi koplo sampai akhirnya bisa ada di tengah spotlight terus nggak mudah lo. Mereka memulai karier dari nol, dari menjadi pengamen di jalanan, hingga penyanyi kafe. Makanya prestasi yang diraih saat ini boleh banget diapresiasi dengan mengacungkan dua jempol.

Gilga Sahid, salah satu musisi yang berangkat dari daerah dan kemudian berdiri di tengah sorotan Nasional, cerita soal tantangan kariernya. Sebelum dikenal seperti sekarang dulu dia dan teman-teman ikhlas hanya dibayar nasi kotak.

"Seniman (daerah) memang seperti itu (perjuangannya). Kita main di kafe dapat nasi kotak, sama aja," ujar Gilga Sahid di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ndarboy Genk. Dia sempat membahas perjuangannya di dunia musik koplo yang ternyata penuh naik-turun.

Ndarboy Genk nggak menampik kalau media sosial sangat membantu dalam memperdengarkan musik khasnya. Terlebih karena musisi daerah seringkali bergerak dan berkarya tanpa label.

"Di industri dangdut kita benar-benar bertumbuh dari sebuah aplikasi TikTok, YouTube, dan lain-lain. Kita bukan ikut label atau apapun. Kalau kalian pernah dengar namanya sekarang band indie," kata Ndarboy Genk saat itu.

"Kita memproduksi pakai uang kita sendiri. Kita manggung dan lain-lain dari situ," tegasnya lagi.

Karena satu nasib dan satu perjuangan, banyak musisi daerah yang kini saling mendukung. Kebersamaan ini turut menjadi bagian dari kesuksesan mereka.

Ndarboy Genk menegaskan ciri khas musisi daerah adalah senantiasa bahu-membahu membantu karya teman-temannya. Bahkan mereka kerap berkumpul dan sering berdiskusi.

Salah satu pembahasan yang dipaparkan adalah tentang hak cipta. Mengingat mereka sering tampil membawakan lagu-lagu milik orang lain.

(pig/aay)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO