Penjelasan Paling Sederhana Cholil Mahmud soal Carut-Marut Royalti Musik

Pingkan Anggraini
|
detikPop
Grup band Efek Rumah Kaca tampil di Joyland Festival 2022 di Lapangan Softball, kawasan Gelora Bung Karo, Jakarta, Minggu (6/11/2022).
Foto: Pradita Utama/detikcom
Jakarta - Dunia musik berikut perkembangannya akan terus menuai tantangan seiring zaman. Sama hal nya dengan kehadiran AI yang kini bisa jadi diskusi baru pada pelaku seni.

Gak usah dulu jauh ke sana deh, yang masih menghantui banyak musisi di Indonesia sekarang ya masih soal royalti.

Kamu pasti sering membaca berita perihal kisruh antar musisi perihal royalti. Carut-marutnya masalah ini tak kunjung redam karena pengetahuan yang menipis.

Cholil Mahmud selaku Direktur Utama Riset dan Pengembangan FESMI (Federasi Serikat Musisi Indonesia) saat berbincang dengan detikcom, Rabu (11/9/2024), menjelaskan konflik yang terjadi saat ini soal royalti.

"Kalau royalti itu ada dua, mechanical dan performing, yang saya dengar (kisruh) itu mechanical," ujar Cholil yang juga vokalis band Efek Rumah Kaca.

"Jadi ada musisi yang menciptakan lagu dan ada yang lainnya gak dapat royalti. Nah ini kan mechanical ya, perjanjian di awalnya. Jadi memang harus dari awal siapa yang berperan sedikit dalam lagu itu presentase-nya sedikit, kalau banyak ya presentase-nya banyak," sambungnya.

Menurut Cholil, hal ini sudah terangkum dalam Undang Undang yang ada. Dan pemerintah juga telah menyediakan platform untuk para musisi mendaftarkan karyanya sampai persentase kepemilikan karya tersebut.

Hanya saja proses sosialisasinya yang kurang sehingga banyak orang tak mengetahui hal ini termasuk para musisi.

"Gak ada aturan yang baku, kalau penyanyinya lebih populer dari penciptanya kadang lebih ke penyanyinya. Begitu pula sebaliknya, memang dari awal harus disepakati kontribusinya. Ya dulu (saat penciptaan lagu) pas belum ada uang belum ribut, setelah ada uang baru ribut kan 'kok gak fair' ya memang sebenarnya ada platformnya untuk ini hanya saja sosialisasi hal ini belum merata," papar Cholil.

Cholil pun menyadari hal seperti ini memang pasti kerap menjadi polemik. Dia juga menegaskan bahwa dunia industri musik pasti akan terus mengalami tantangan tidak hanya di Indonesia, tapi juga negara lain meski alur pendistribusiannya sudah tertata.


(pig/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO