Taylor Swift Dengar Teori Album TTPD Swifties, Gercep Lakukan Ini!

Album baru Taylor Swift The Tortured Poets Department (TTPD) akan diriis 19 April mendatang. Tentu saja album yang perilisannya diumumkan TayTay saat menerima piala Grammy itu dinantikan oleh para Swifties. Tapi bukan Swifties namanya kalau menunggu berpangku tangan tanpa teori.
Setelah Taylor Swift merilis banyak konten buat The Tortured Poets Department, mulai dari foto-foto konsep album art hingga tracklist, Swifties langsung 'bekerja keras' buat berteori. Di situlah muncul dugaan kalau dalam album ini, Taylor Swift akan banyak bicara soal lima tahap kedukaan atau five stages of grief.
Five stages of grief merupakan konsep yang dikemukakan oleh Dr. Elisabeth KΓΌbler-Ross dalam bukunya On Death and Dying yang dirilis tahun 1969. Five stages of grief ini meliputi Denial, Anger, Bargaining, Depression, dan Acceptance.
Mendengar teori dari Swifties, Taylor Swift langsung gercep aka gerak cepat buat melakukan sesuatu. Bekerja sama dengan Apple Music, Taylor Swift kemudian mengemas lima tahap kedukaan itu dalam lima buah playlist berbeda.
Masing-masing playlist diberi judul ala Taylor Swift (atau... dalam bahasa dia Taylor's Version). Setiap playlist berisi lagu-lagu yang in-line dengan tahapan kedukaan dari Dr. Elisabeth KΓΌbler-Ross.
Nggak cuma itu, Taylor juga memberitahukan alasan lagu-lagu itu masuk ke dalam playlist tertentu. Yang menjadikannya istimewa adalah karena pelantun Vigilante Shit itu mencantumkan memo suara di setiap playlist yang berisi penjelasan soal isi dari daftar putar tersebut.
Lima playlist yang dibuat Taylor Swift di halaman Apple Music resminya di antaranya adalah:
1. I Love You, It's Ruining My Life (fase Denial)
"Daftar lagu ini tentang terjebak dalam gagasan akan sesuatu yang membuat kamu jadi sulit melihat red flag, mungkin mengakibatkan momen penolakan dan mungkin sedikit delusi. Hasilnya berbeda di tiap orang," kata Taylor dalam memo suaranya.
Playlist ini berisi lagu-lagu seperti Lavender Haze, Sweet Nothing, betty, willow, Cruel Summer, Lover, Style, Wildest Dreams, dan lainnya.
2. You Don't Get To Tell Me About Sad Songs (fase Anger)
Dalam fase Anger ini, Taylor Swift menjelaskan bahwa lagu-lagu yang ada di playlist berjudul You Don't Get To Tell Me About Sad Songs ditulis ketika dia sedang diliputi perasaan marah.
"Semua lagu ini punya satu kesamaan: aku menulisnya saat sedang marah. Selama bertahun-tahun aku belajar bahwa amarah bisa termanifestasi dalam berbagai cara bereda, tapi yang paling sehat buatku adalah ketika manifestasi itu membuatku bisa menulis lagu dan seringkali juga membantuku melewati fasenya," kata Taylor.
Playlist ini berisi lagu-lagu seperti Vigilante Shit, High Infidelity, exile, ad Blood, Is It Over Now?, I Knew You Were Trouble, We Are Never Getting Back Together, Dear John, dan lainnya.
3. Am I Allowed to Cry? (fase Bargaining)
Di playlist dengan kumpulan lagu fase Bargaining ini, Taylor Swift mengajak Swifties untuk menelisik lebih dalam ke lagu-lagu yang dia tulis saat sedang mencoba membuat kesepakatan dengan diri sendiri atau orang kesayangannya.
"Ketika kamu mencoba untuk bikin semuanya lebih baik, sering kali kamu akan merasa putus asa, karena kita memiliki intuisi yang bilang bahwa segala sesuatunya nggak akan berjalan sesuai harapan kita, dan itu bikin perasaan putus asanya makin terasa. Itu bikin kita jadi lebih banyak menawar," kata Taylor.
Playlist ini berisi lagu-lagu seperti The Archer, Cornelia Street, The Great War, I Wish You Would, Say Don't Go, The Story of Us, hingga Come Back... Be Here, dan lainnya.
4. Old Habits Die Screaming (fase Depression)
Di fase Depression, Taylor Swift mengekspresikan perasaan-perasaan depresi yang banyak muncul dalam lagu-lagunya. Dia pun mengakui bahwa fase ini adalah yang paling sulit dilalui.
"Aku sering merasa ketika mendengarkan atau menulis lagu yang berhubungan dengan intensitas kehilangan atau putus asa, biasanya itu adalah fase aku hampir bisa beranjak dari perasaan itu," kata Taylor.
Playlist ini berisi lagu seperti Maroon, Bigger Than The Whole Sky, my tears ricochet, champagne problems, All Too Well, hingga Castle Crumbling, dan lainnya.
5. I Can Do It With a Broken Heart (fase Acceptance)
DI fase terakhir, Taylor Swift memilih lagu-lagu yang menggambarkan penerimaan dan melangkah maju. Lagu-lagu yang dia pilih dalam playlist berjudul I Can Do It With a Broken Heart memberikan harapan untuk hal-hal baik ke depannya.
"Ketika kita kehilangan sesuatu, kita juga mendapatkan sesuatu," kata Taylor Swift.
Playlist ini berisi lagu-lagu seperti Midnight Rain, You're On Your Own Kid, Labyrinth, august, closure, evermore, This Love, Clean, Now That We Don't Talk, dan lainnya.
Baca juga: Taylor Swift Tembus Daftar Miliarder Dunia! |