Tron: Ares, Saat ChatGPT Masuk Dunia Nyata

Candra Aditya
|
detikPop

EDITORIAL RATING

3/5

AUDIENCE RATING

-
Cuplikan adegan dalam film Tron: Ares.

Sinopsis:

Kamu tak perlu menonton dua film sebelumnya-Tron dan Tron: Legacy-untuk menikmati jilid ketiga serial Tron ini. Sutradara Joachim Rønning menjelaskan semuanya di prolog film ini.

Intinya adalah ada dua perusahaan teknologi yang berseteru. Yang satu adalah Encom yang dipimpin oleh Eve Kim (Greta Lee) dan yang satunya lagi adalah Dillinger System yang dipimpin oleh Julian Dillinger (Evan Peters).

Keduanya sedang bersaing untuk menciptakan teknologi AI (artificial intellegence) terbaik. Keduanya berhasil menghadirkan AI ke dunia nyata. Masalahnya adalah mereka tidak bertahan lama. AI ini hanya bisa "hidup" di dunia manusia paling mentok selama 29 menit.

Review:

Tron: Ares sama sekali tidak berbasa-basi dalam bercerita. Dalam sepuluh menit, Eve menemukan kode permanensi-kode yang bisa membuat AI bertahan selamanya di Bumi. Julian, sebagai penjahat utama, tentu saja tidak membiarkan ini terjadi. Ia meminta Ares (Jared Leto), AI buatannya, untuk menerobos masuk ke dalam sistem Encom untuk mencuri kode permanensi itu.

Ibu Julian, Elisabeth (Gillian Anderson), bertanya kepada anaknya apa yang terjadi kalau AI buatannya menolak perintahnya? Apa yang terjadi kalau AI ini mulai merasa seperti manusia? Dan tepat seperti ramalan ibunya, saat menjalankan perintah Julian untuk menangkap Eve, Ares mulai mempelajari tentang manusia.

Cuplikan adegan dalam film Tron: Ares (2025).Cuplikan adegan dalam film Tron: Ares (2025). Foto: Dok. Walt Disney

Dan ia pun mulai bertanya tentang tujuannya. Ditulis oleh Jesse Wigutow-ia mendesain ceritanya bnersama David DiGilio-Tron: Ares adalah sebuah film sci:fi yang sederhana. Kamu mungkin sudah melihat beberapa variasi dari cerita ini dari beberapa film sci:fi lain.

Tapi meskipun ceritanya generik, film ini terasa jauh lebih menghibur dan enak dilihat daripada film sebelumnya. Meskipun karakterisasi karakter utamanya sangat tipis-Julian adalah orang jahat tanpa motivasi yang jelas, Eve masih berduka karena saudarinya pergi-tapi semuanya bisa dimaafkan berkat presentasi filmnya yang menarik.

Rønning menunjukkan bahwa dia adalah sutradara panggilan terbaik. Setelah mengerjakan Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales dan Maleficent: Mistress of Evil-keduanya produksi Disney, keduanya sekuel, keduanya adalah franchise- Rønning mempersembahkan film ini dengan percaya diri yang lebih tinggi.

Mungkin karena film sebelumnya kurang begitu diminati sehingga ia merasa lebih bebas untuk melukis film ini. Dari segi visual, Tron: Ares sangat megah dan sensasional. Hilang sudah semua estetik ala produk Apple seperti yang disajikan Joseph Kosinski dalam film sebelumnya.

Film ini menampilkan warna-warna yang terang dan mencolok. Warna merahnya tidak hanya membuat film ini mempunyai rasa yang berbeda tapi juga membuat adegan-adegan aksinya menjadi lebih sensasional. Rønning sangat jago dalam merekam semua set pieces mahal yang menjadi alasan kenapa film semacam ini harus disaksikan di layar bioskop.

Dari adegan kejar-kejaran Eve dengan Ares, Eve dengan Athena (Jodie Turner-Smith) sampai perkelahian terakhir antara Ares dan Athena-semuanya dipersembahkan dengan heboh. Rønning menggunakan lanskap kota besar, lengkap dengan gedung-gedung tinggi itu, sebagai wahana bermain yang sempurna.

Dari semua aspek teknis yang hadir dalam film ini, satu aspek yang membuat Tron: Ares spesial adalah departemen musiknya. Kalau film sebelumnya menarik Daft Punk untuk menggambarkan dunianya yang futuristik, Tron: Ares menggandeng Nine Inch Nails untuk membuat pertempuran antara manusia dan AI ini terasa semakin monumental.

Cuplikan adegan dalam film Tron: Ares.Cuplikan adegan dalam film Tron: Ares. Foto: Dok. Walt Disney

Bukan rahasia kalau Trent Reznor-dan Atticus Ross; keduanya menjadi executive producer film ini-adalah komposer film terbaik saat ini. Dan gubahan musiknya untuk film ini membuat petualangan Ares di dunia realita ini terasa lebih bombastis dari film sejenis.

Menyaksikan Tron: Ares seperti menyaksikan sebuah visual album musisi kenamaan. Tidak hanya Nine Inch Nails membuat film ini menjadi seru tapi ia secara tidak langsung menjadi jiwa film ini.

Tron: Ares jelas bukan blockbuster terbaik tahun ini. Tapi sebagai kelanjutan kisah Tron, tampaknya ia menjanjikan keseruan yang lebih menarik daripada jilid sebelumnya. Dengan penampilan aktor yang prima-terutama Greta Lee dan Jodie Turner-Smith-dan presentasi teknis yang oke banget, film ini layak dicicip kalau kamu mau melihat apa yang terjadi kalau ChatGPT dipaksa berperang melawan manusia.

Genreaction, sci-fi
Runtime119 minute
Release Date10 October
Production Co.Walt Disney Pictures
Sean Bailey Productions
DirectorJoachim Rønning
WriterJesse Wigutow
CastJared Leto as Ares
Greta Lee as Eve Kim
Evan Peters as Julian Dillinger
Jodie Turner-Smith as Athena
Hasan Minhaj as Ajay Singh


TAGS


MOVIE LAINNYA

SHOW MORE