Daftar Film Perang Terbaik yang Paling Banyak Dapat Oscar

Hal itu ngebikin film perang jadi butuh riset yang cukup lama agar gak dikomentari jelek sama penontonnya. Proses syuting juga biasanya ngelibatin banyak orang sehingga bikin waktu syuting jadi makin lama dan ribet.
Gak heran sih kalau mereka suka langganan masuk ke Oscar. Penasaran film perang apa aja sih yang sempat nongol di Oscar?
Saving Private Ryan (1998)
![]() |
Film perang epik garapan Steven Spielberg ini masih jadi salah satu yang terbaik dalam genre ini. Film ini terinspirasi dari buku Stephen E Ambrose dan beberapa kesaksian keluarga tentara yang tiada dalam Perang Dunia II di Normandy, Perancis.
Dirilis pada 24 Juli 1998, Saving Private Ryan dinominasikan untuk 11 kategori nominasi Oscar. Mereka berhasil menang dalam Best Director (Steven Spielberg), Best Cinematography (Kaminski), Best Film Editing (Kahn), Best Sound (Gary Rydstrom, Gary Summers, Andy Nelson, Ronald Judkins) dan Best Sound Effects Editing (Gary Rydstrom, Richard Hymns).
Saving Private Ryan bercerita tentang Perang Dunia ke-2 pada 1944 dan berlokasi di Perancis. Sekelompok tentara yang dipimpin oleh Kapten John Miller (Tom Hanks) berusaha untuk mencari keberadaan prajurit James Francis Ryan (Matt Damon).
Film tersebut menjadi salah satu film perang terbaik dan ikonik di sepanjang masa. Pendekatan begitu nyata yang digunakan oleh Steven Spielberg pun membuat para veteran perang mengalami PTSD saat menyaksikan film tersebut.
Platoon (1986)
![]() |
Film garapan Oliver Stone yang juga pembuka trilogi Vietnam Wars ini juga menjadi film wajib untuk penyuka film perang. Kegelisahan Stone yang sempat jadi tentara dituangkan menjadi kisah menarik dari seorang tentara volunteer bernama Chris Taylor yang bertugas di Vietnam.
Meski sempat kesulitan dalam penggarapannya, Stone akhirnya mendapatkan dana dari Hemdale Film Corporation yang mengambil proyek ini. Syuting pun dilakukan selama 54 hari di Filipina dan memakan biaya hingga USD 6 juta.
Saat dirilis banyak yang terpesona dengan Platoon, khususnya soal sinematografinya yang nyata banget. Gak heran jika kemudian mereka masuk Oscar dan dapat 8 nominasi. Berbagai kategori utama pun disabet olehnya seperti Best Picture, Best Director (Oliver Stone), Best Film Editing (Claire Simpson), Best Editing (Claire Simpson) dan Best Sound (John K. Wilkinson, Richard Rogers, Charles "Bud" Grenzbach, Simon Kaye).
Platoon sendiri juga menghasilkan pundi-pundi uang mencapai USD 137,9 juta dan menjadi film ketiga paling laris di pemutaran domestik pada tahun itu.
Gak cuma itu, film ini juga masuk dalam jajaran 100 besar di film-film terbaik sepanjang masa versi American Film Institute yang diakui menjadi bagian budaya serta sejarah.
Schindler's List (1993)
![]() |
Sebelum bikin Saving Private Ryan, Steven Spielberg udah bikin film perang lain yang gak cuma indah, tapi juga sangat menyentuh. Diangkat dari novel Schindler's Arc (1982) karya Thomas Keneally, kisah nyata Oskar Schindler, pengusaha Nazi yang justru menyelamatkan ribuan orang Yahudi dari Holocaust, bakal bikin kamu mikir ulang tentang arti kemanusiaan.
Film ini hitam-putih, panjang lebih dari 3 jam, dan berat. Tapi percayalah, setiap menitnya worth it. Ini salah satu film yang bisa bikin kita berhenti sejenak dan merenung.
Mereka berhasil dapat 12 nominasi di Oscar dan menang 7 di antaranya Best Picture, Best Director (Steven Spielberg), Best Adapted Screenplay (Steven Zailian), Best Original Score (John Williams), Best Film Editing (Michael Kahn), Best Cinematography (Janusz Kaminski) dan Best Art Direction (Ewa Braun, Allan Starski).
The Hurt Locker (2008)
![]() |
Aksi Jeremy Renner dan Anthony Mackie sebelum gabung Avengers juga sempat bikin penonton terpesona saat mereka menjadi tentara Amerika di Irak. Lewat The Hurt Locker garapan Kathryn Bigelow dan ditulis oleh mark Boal, film ini melenggang manis menuju Oscar.
Gak tanggung-tanggung, sembilan nominasi diborong mereka dan menang enam di antaranya Best Picture, Best Director (Kathryn Bigelow), Best Original Screenplay (Mark Boal), Best Film Editing (Chris Innis, Bob Murawski), Best Sound Editing (Paul NJ Ottoson) dan Best Sound Mixing (Paul NJ Ottoson, Ray Beckett).
Film ini diputar perdana di Venice dan langsung mencuri hati banyak orang. Pada pekan pertamanya aja mereka udah berhasil ngumpulin USD 145 ribu dan ngebikin Summit Entertainment cuan sampai USD 49,2 juta dari penayangan global.
Hacksaw Ridge (2016)
![]() |
Film dari Mel Gibson satu ini juga bersinar di Oscar lho! Diangkat dari dokumenter The Conscientious Objector dari Terry Benedict, Mel berhasil meramu film perang dengan drama yang kuat dengan kolaborasinya bersama Andrew Garfield.
Hacksaw Ridge berkisah tentang seorang pemuda saleh yang punya trauma dan ingin menyumbangkan tenaganya untuk negara lewat militer. Ia pun menjadi petugas medic karena menolak mengangkat senjata saat bertugas di Okinawa, Jepang.
Mereka berhasil mendapatkan enam nominasi di Oscar dan menang dua di antaranya Best Film Editing (John Gilbert) dan Best Sound Mixing (Peter Grace, Robert Mackenzie, Kevin O'Connell, Andy Wright).
1917 (2019)
![]() |
Film 1917 menuai banyak pujian soal kualitas gambar dan pergerakan kamera yang disebut sangat brilian dan mampu menangkap emosi yang ingin ditunjukkan oleh sutradara, Sam Mendes.
Kisah yang diceritakan oleh kakeknya itu oleh Sam Mendes dituangkan menjadi sebuah film yang indah dan mengerikan bersama dengan Krysty Wilson-Cairns yang membantu penulisan naskahnya.
Berlatarkan di perang dunia pertama, film ini mengisahkan dua tentara Inggris yang harus menyebrang ke wilayah musuh untuk mengirimkan pesan.
Mereka berpacu dengan waktu untuk mengirimkan pesan yang berpotensi untuk menyelamatkan 1600 pasukan mereka. Karena tujuan dari film ini adalah untuk menampilkan ketegangan dari perjalanan kedua karakternya, film ini memutuskan untuk menggunakan long take di filmnya.
Film ini membuat perpindahan shot semu seakan-akan kamera terus berjalan dari awal hingga akhir mengikuti karakternya. Film ini juga menggunakan handheld di sepanjang durasinya. Dari penerapan kedua aspek tersebut, film ini berhasil memacu ketegangan penonton dengan ditutup oleh adegan apik di penutupnya.
Mereka pun mendapatkan 10 nominasi di Oscar dan menang tiga di antaranya Best Cinematography (Roger Deakins), Best Sound Mixing (Mark Taylor, Stuart Wilson), Best Visual Effects (Guillaume Rocheron, Greg Butler, Dominic Tuohy).
(ass/dar)