Wamen Ekraf Bantah Pemerintah Danai Merah Putih: One For All

Asep Syaifullah
|
detikPop
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar saat berkunjung di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Minggu (8/12/2024).
Foto: Edi Suryansyah/detikBali
Jakarta - Film animasi Merah Putih: One For All kini jadi sorotan publik. Kualitas yang dianggap buruk dengan besaran biaya produksi yang dikeluarkan terasa janggal buat publik, apalagi tiba-tiba pemerintah ikut-ikutan keseret dalam proyek ini.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar pun akhirnya buka suara. Lewat media sosialnya, ia menjelaskan pemerintah memang sempat menerima perwakilan tim produksi film animasi tersebut, Perfiki Kreasindo.

Tapi mereka hanya sebatas memberikan masukan saja untuk character look, feels dan trailernya. Ia pun membantah narasi yang muncul di publik jika pemerintah memberikan dana untuk penggarapan film itu.

"Kami (Kementerian Ekonomi Kreatif) tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi," tegasnya dikutip pada Senin (11/8).

Irene pun menjelaskan mereka hanya melakukan audiensi saja untuk mendengar keluhan dari para pelaku industri agar bisa mendapatkan masukan balik.

"Hal ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak supaya setiap audiensi saya bisa mendengar langsung dari pelaku industri dan memberikan feedback based on my experience. Semua pejuang Ekraf itu bebas berkarya selama memberi dampak positif," ujarnya.

Merah Putih: One For AllMerah Putih: One For All Foto: Dok. Perfiki Kreasindo

Merah Putih: One For All berdurasi 70 menit datang dengan misi besar: membangkitkan semangat kebangsaan lewat kisah heroik anak-anak dari berbagai penjuru nusantara. Meski begitu, kualitas animasinya sempat jadi bahan perbincangan dan kritik di media sosial.

Film ini digarap oleh duo sutradara sekaligus penulis skenario, Endiarto dan Bintang Takari. Endiarto juga bertindak sebagai produser eksekutif sekaligus otak utama di balik proyek ini, sementara Bintang Takari ikut turun langsung sebagai animator sekaligus owner di filmanimasi.com yang di webnya udah bikin beberapa film animasi lainnya.

Produksinya dipegang oleh Perfiki Kreasindo. Gak banyak informasi soal rumah produksi ini. Situs perfiki.com juga tidak bisa diakses, Senin (11/8/2025).

Namun berdasarkan penelusuran, Perfiki Kreasindo adalah bagian dari Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, dengan Toto Soegriwo sebagai produser dan Sonny Pudjisasono sebagai produser eksekutif bersama Endiarto.

Menariknya, kalau kita intip akun Instagram @perfiki.tv, studio ini belum pernah merilis film sebelumnya. Kegiatan yang pernah mereka gelar justru Pemilihan Putri Asuransi Indonesia.

Ceritanya fokus ke delapan anak yang berasal dari latar budaya berbeda: Jakarta, Papua, Medan, Tegal, salah satu kota di Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa.

Mereka tergabung dalam sebuah kelompok bernama Tim Merah Putih, yang punya tugas penting: menjaga bendera pusaka yang selalu berkibar di upacara 17 Agustus.

Masalahnya, tiga hari sebelum Hari Kemerdekaan, bendera itu raib entah ke mana. Dari sinilah petualangan dimulai. Mereka harus menelusuri hutan, menyeberangi sungai, sampai menghadapi konflik batin dan perbedaan pendapat di antara mereka.

Pesan utamanya jelas: perbedaan bukan penghalang, tapi kekuatan buat mencapai tujuan mulia, yaitu mengibarkan kembali Sang Merah Putih di Hari Kemerdekaan.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO