The Ugly Stepsister: Cinderella yang Gak Pernah Kamu Lihat

Candra Aditya
|
detikPop

EDITORIAL RATING

3/5

AUDIENCE RATING

-
Film The Ugly Stepsister

Sinopsis:

Cerita The Ugly Stepsister dimulai dengan Rebekka (Ane Dahl Torp), seorang ibu dari dua anak, Elvira (Lea Myren) dan Alma (Flo Fagerli), yang baru saja menikah dengan Otto (Ralph Carlsson).

Otto merupakan duda yang memiliki satu anak, yakni Agnes (Thea Sofie Loch Næss). Rebekka mau menikah dengan Otto karena berharap mendapatkan kekayaan dan hak istimewa jika suami yang jauh lebih tua darinya itu meninggal.

Namun, Otto meninggal pada malam pernikahannya, dan keluarga tersebut baru menyadari bahwa laki-laki tersebut tidak punya uang.

Rebekka menjadi khawatir dengan kehidupannya, terlebih dua anak kandungnya. Ia pun merasa terlalu tua untuk menemukan suami baru yang kaya raya. Sehingga, ia mulai mencari cara supaya salah satu dari anaknya menikah dengan pria kaya.

Pilihannya jatuh kepada Elvira karena Alma belum mencapai pubertas. Sementara itu, Elvira bermimpi menikahi Pangeran Julian (Isac Calmroth).

Rebekka menyadari bahwa putrinya dianggap jelek secara konvensional dan memiliki sedikit peluang untuk bisa memenangkan hati Julian, terutama jika Agnes yang sudah dikenal begitu cantik bersaing mendapatkan perhatiannya.

Review:

Semua orang pasti mengenal kisah Cinderella. Seorang gadis yatim piatu yang dikenal dengan kecantikan dan kebaikan hatinya. Terpaksa harus bertahan hidup dengan deraan yang dilakukan oleh ibu tiri dan saudari-saudarinya hingga akhirnya ia menemukan cinta sejatinya dan bahagia selama-lamanya. The Ugly Stepsister adalah cerita tersebut tapi dengan pandangan yang berbeda. Lupakan versi Disney yang super duper bahagia itu. Selamat datang di mimpi buruk terbarumu.

Tokoh utamanya adalah Elvira (Lea Myren). Dia bersama saudarinya Alma (Flo Fagerli) pindah ke istana baru mereka karena ibu mereka, Rebekka (Ane Dahl Torp), baru saja menikah dengan bangsawan kaya. Tapi ternyata si bangsawan meninggal di malam pertama pernikahan, menyisakan anaknya yang cantik jelita, Agnes (Thea Sofie Loch Næss). Di hari itu pun Rebekka baru tahu bahwa bangsawan yang ia nikahi tidak kaya-kaya amat. Maka rencananya untuk tetap menikmati hidup yang enak dilaksanakan.

Rebekka tentu saja tidak menganggap Agnes sebagai anaknya dan karena itulah aset utamanya adalah Elvira yang sekarang menjadi gadis. Masalahnya, Elvira tidak secantik dan seanggun Agnes. Maka Elvira pun "dirombak"-hidungnya diperbaiki, ia harus ikut berbagai les yang membuatnya terlihat "anggunly". Ia bahkan menelan telur cacing pita yang diyakini akan membuatnya kurus. Semua ini ia lakukan demi menangkap hati si pangeran. Tapi tentu saja yang terjadi adalah sebaliknya-kita semua tahu bagaimana kisah Cinderella berakhir.

The Ugly Stepsister mungkin tidak bisa dibilang film horor "beneran" meskipun sensasinya tidak ada bedanya dengan menyaksikan film seperti The Conjuring. Kamu akan menemukan dirimu menutup mata, ingin muntah bahkan bergidik ngeri saat menyaksikan semua kegilaan yang harus dilakukan Elvira sepanjang film ini. Sutradara dan penulis skrip Emilie Blichfeldt berhasil menerjemahkan dongeng Brothers Grimm dengan perpaduan indah dan ngeri yang sama ratanya. Sinematografinya enak dilihat, semuanya terlihat seperti photo shoot majalah-majalah mengkilap tapi secara konten, film ini sungguh mengerikan.

Kalau dalam cerita dongeng semuanya dibungkus dengan fantasi maka Blichfeldt membungkus ulang cerita sebelum tidur itu dengan sentuhan realita. Pada akhirnya, tidak ada yang benar-benar menemukan kebahagiaan ala dongeng dalam The Ugly Stepsister. Agnes mungkin menikah dengan pangeran tapi penonton akan melihat bahwa si pangeran tidak sebaik dan setulus yang selama ini kita kira. Keputusan Blichfeldt untuk meng-casting cowok yang terlihat sangat biasa saja tidak hanya membuat narasi feminismenya menjadi kental tapi juga membuat kisah ini menjadi miris. Semua perempuan berlomba-lomba untuk menggaet laki-laki yang biasa saja adalah kenyataan yang pahit.

Dilihat sebagai film horor, The Ugly Stepsister dengan sempurna mengantarkan penonton ke rangkaian mimpi buruk yang indah sekaligus mengganggu. Lupakan sejenak bagaimana perlakuan Rebekka ke anaknya sendiri-lihat bagaimana Elvira harus memperbaiki hidungnya dengan carara terburuk. Bayangkan operasi plastik tanpa obat bius dan kamu akan menemukan adegan penyiksaan yang tak ada bedanya dengan film-film seperti Hostel. Dan kalau adegan tersebut sudah membuat penonton ngeri, tunggu sampai Blichfeldt memaksa penontonnya untuk melihat apa yang harus dilakukan Elvira untuk memaksa kakinya muat di sepatu milik Agnes. Semua rangkaian horor ini akhirnya memuncak pada adegan klimaks yang akan membuat semua orang mual. Menjijikkan dan benar-benar mengerikan tapi matamu tidak akan bisa menutup mata.

The Ugly Stepsister mungkin bukan untuk semua orang tapi tontonan ini adalah hiburan yang sangat menyenangkan-terutama bagi kamu yang perutnya kuat. Presentasi teknis yang apik ditambah dengan kemampuan bercerita yang baik membuat film ini tak mudah dilupakan-bahkan kalau pun penontonnya sudah familiar dengan kisahnya-Blichfeldt menunjukkan bahwa ia bukan pembuat film sembarangan. Ajak semua teman-teman gilamu dan di akhir film tanyakan ini pada dirimu sendiri, "Apa yang rela kau korbankan demi orang lain?"

The Ugly Stepsister dapat disaksikan di jaringan CGV, Cinepolis dan jaringan bioskop lainnya.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

GenreBody Horror, Pyschology Horror, Satire, Slasher Horror, Comedy, Drama, Horor,
Runtime1 jam 45 menit
Release Date30 Mei 2025
Production Co.Mer Film
DirectorEmilie Blichfeldt
WriterEmilie Blichfeldt
CastLea Myren, Ane Darl Torp, Marica Rosengard
Thea Sofie Loch Næss


TAGS


MOVIE LAINNYA

SHOW MORE