Ne Zha 2 Jadi Bukti Adidaya China Lawan Hollywood

Asep Syaifullah
|
detikPop
Cuplikan adegan di film animasi Ne Zha 2.
Ne Zha 2. Dok. Ist
Jakarta - Hollywood masih menjadi pasar terbesar untuk industri film, tapi sepertinya posisinya akan terancam setelah melihat tren positif yang diraih China baru-baru ini. Lewat film dari Studio Chengdu Coco Cartoon milik Jiaozi, mereka membawa Ne Zha 2 bertengger di puncak film animasi terlaris sepanjang masa.

Dan kerennya lagi hasil ini bahkan mereka raih hanya dari pemutaran domestik saja di China. Bahkan saat ini mereka sudah mendapatkan pendapatan mencapai $ 2,07 miliar atau sekitar Rp 34,3 triliun yang mana terpaut sedikit jauh dari apa yang dicapai oleh Inside Out 2 yang memperoleh $1,69 miliar pada tahun lalu dari pemutaran globalnya.

Ne Zha 2 sendiri diputar dalam 80 ribu layar dalam empat pekan ini dan jumlah layar itu pun akan bertambah mengingat peningkatan penonton. Dilansir dari Variety, sutradara Yang Yu, yang dikenal sebagai Jiaozi, menyebutkan meskipun awalnya mereka mempertimbangkan untuk menggunakan perusahaan internasional untuk efek visual, mereka memilih untuk bekerja dengan tim lokal, karena "pilihan internasional tidak memenuhi harapan."

Sementara itu, di Shenzhen, provinsi Guangdong, Fantawild Animation juga menghabiskan tiga bulan menyempurnakan efek air terjun untuk adegan pertempuran di hutan. Untuk mengelola tugas kompleks ini, tim animasi mengoptimalkan alur kerja mereka, memanfaatkan 50 stasiun kerja berkinerja tinggi sebagai cluster komputasi, dan melakukan pemrosesan data simulasi secara batch.

Manajer umum Komunikasi Budaya Mianyang Zhonghuan, Wang Zheng kagum dengan kualitas teknis film tersebut. Tiket film itu pun terjual habis dalam hitungan menit, sehingga mendorong beberapa penggemar internasional melakukan perjalanan ke negara terdekat hanya untuk melihatnya.

Jika kita melihat pada tahun sebelumnya China justru sempat mengalami penurunan jumlah penonton yang cukup besar. Khususnya pada Februari 2024 di mana mereka sempat menorehkan rekor buruk dengan pendapatan hanya mencapai Rp 328 miliar saja pada pekan pertama di bulan itu.

Cuplikan adegan dalam film Ne Zha 2.Cuplikan adegan dalam film Ne Zha 2. Foto: Dok. Ist

Dilansir dari China Daily disebutkan jika sembilan bioskop di Hong Kong pun terpaksa tutup akibat sepinya pengunjung, salah satunya adalah Cinema City di Mong Kok, yang mana bisa menghabiskan Rp 12,3 miliar per bulannya untuk biaya sewa.

Crucindo Hung Cho-sing, Chairman of the Hong Kong Motion Picture Industry Association, mengatakan penutupan ini menimbulkan tantangan bagi sektor film.

"Berkurangnya jumlah layar berarti film tidak dapat dirilis tepat waktu sehingga akan memperpanjang periode pemulihan bagi investor, dan berpotensi menghambat investasi di masa depan."

Produksi yang lebih besar kemungkinan akan mendapat prioritas untuk pemutaran film, sehingga film-film kecil kesulitan mendapatkan visibilitas. Hal ini dapat melanggengkan lingkaran setan, sehingga semakin sulit bagi pembuat film baru untuk membuat proyek beranggaran rendah.

Perbaikan pun gencar dilakukan oleh mereka, khususnya pemerintah demi menumbuhkan kembali minat penonton ke bioskop. Hasilnya bisa dilihat sendiri pada Ne Zha 2 yang hanya menghabiskan biaya produksi mencapai $80 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun saja dan menghasilkan pemasukan puluhan kali lipat.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO