Wolf Man: Ganteng Ganteng Serigala

Candra Aditya
|
detikPop

EDITORIAL RATING

2/5

AUDIENCE RATING

-
Wolf Man

Sinopsis Wolf Man

Dari kecil, Blake (Christopher Abbott) tahu bahwa hutan di Oregon tidak pernah tenang. Ia memang begitu indah dan menakjubkan saat ditatap, tapi menyimpan banyak bahaya. Hal itu juga diucapkan oleh ayahnya berkali-kali saat mereka pergi berburu. Salah makan jamur bisa mati. Salah langkah bisa menjadi makanan serigala. Ketika Blake mendapatkan berita bahwa ayahnya dinyatakan meninggal dunia, ia tahu ia harus kembali ke Oregon.

Berita ini tentu saja membuat urusan rumah menjadi agak sedikit lebih rumit. Tanpa berita ini pun, hubungannya dengan istrinya, Charlotte (Julia Garner), sudah berada di ujung tanduk. Hubungan mereka jauh dikatakan dari sempurna. Blake pengangguran sementara Charlotte terpaksa harus menjadi editor/jurnalis demi makanan di atas meja. Satu-satunya orang yang mengerti dirinya adalah anak semata wayang mereka, Ginger (Matilda Firth).

Perjalanan menuju Oregon sebenarnya diawali dengan janji bahwa ini akan menjadi petualangan yang menyenangkan. Sampai akhirnya sebuah kecelakaan terjadi dan keanehan demi keanehan terjadi. Mereka diserang makhluk misterius yang mematikan. Mimpi buruk tidak berhenti disana. Blake yang berusaha keras melindungi keluarganya menyadari dirinya merasakan sesuatu yang berbeda.

Review Wolf Man

Wolf ManAdegan dalam film Wolf Man (2025). Foto: dok. Blumhouse/Universal

Setelah usaha untuk membuat franchise berdasarkan perpustakaan monster milik Universal gagal dengan flop-nya The Mummy, Universal menemukan titik terang saat The Invisible Man rilis. Disutradarai dan diadaptasi oleh Leigh Whannell, film tersebut tidak hanya dicintai kritik tapi juga penonton. Budget yang 'hanya' 7 juta dollar berhasil meraup angka sampai 144 juta dollar. Tidak mengherankan kalau Universal menggaet Whannell lagi untuk Wolf Man.

Seperti halnya The Invisible Man yang menggunakan teror nyata (domestic abuse) untuk membungkus misterinya, Wolf Man menggunakan hubungan keluarga, terutama suami istri, untuk membingkai kisah tentang manusia serigala ini. Sayangnya penulis skripnya (kali ini Whannell bekerja sama dengan Corbett Tuck) kurang berhasil dalam merangkai drama keluarga yang kuat sehingga hasilnya benar-benar datar.

Dinamika antara Blake dan Charlotte yang harusnya menjadi kunci film ini dipersembahkan ala kadarnya. Sepanjang film, hanya ada satu momen private antara mereka yang sedikit menggambarkan masalah yang mereka hadapi. Hal ini akhirnya membuat semua horor yang mereka hadapi sama sekali tidak terasa dramatis apa lagi emosional.

Yang juga mengecewakan dalam Wolf Man adalah sebagai film penggedor jantung, ia gagal menampilkan adegan-adegan yang membuat saya sebagai penonton deg-degan atau bahkan ketakutan. Tidak hanya tensinya kendor, jump scare yang hadir juga bisa ditebak. Satu-satunya momen yang lumayan seru juga selesai begitu saja. Aksi kucing-kucingan antara karakternya juga terasa semakin lama semakin repetitif. Sebagai film yang didesain sebagai slow-burn, Wolf Man tidak berhasil menampilkan kejutan yang membuat pacing-nya yang lambat itu terasa berharga.

Wolf ManAdegan dalam film Wolf Man (2025). Foto: dok. Blumhouse/Universal

Christopher Abbott dan Julia Garner tentu saja bukan aktor yang sembarangan. Tapi sayang sekali mereka tidak mendapatkan materi yang seimbang dengan kemampuan akting mereka sehingga mereka tampil ala kadarnya. Abbott mungkin masih bisa mendapatkan pujian karena ia harus bertransformasi secara perlahan. Tapi Garner dan Firth benar-benar tersesat di film ini.

Bagian terbaik dari Wolf Man mungkin adalah eksplorasi visualnya. Seperti yang ia perlihatkan dalam The Invisible Man, Whannell masih sangat bisa diandalkan untuk menampilkan visual yang menarik dan sesuai dengan tema filmnya. Dalam Wolf Man, ia berhasil menerjemahkan mental Blake saat perlahan ia mulai berubah. Tapi selain itu, hampir tidak ada yang spesial dalam Wolf Man. Auman yang terdengar memang sangat lantang tapi ternyata ia sangat jinak.

Wolf Man dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.

GenreHorror
Runtime103 Mins.
Release Date15 Januari 2025 (Indonesia)
Production Co.Blumhouse Productions
Cloak & Co.
Director
Leigh Whannell
Writer
Leigh Whannell
Corbett Tuck
CastChristopher Abbott
Julia Garner
Matilda Firth
Sam Jaeger

---

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.


TAGS


MOVIE LAINNYA

SHOW MORE