That '90s Show (Season 2): Nostalgia 90-an yang Makin Seru

Sinopsis:

Dimulai dengan musim panas yang baru, masih di ruang bawah tanah milik Red (Kurtwood Smith) dan Kitty (Debra Jo Rupp) Leia (Callie Haverda) untuk memulai musim panasnya. Berbeda dengan musim sebelumnya dimana Leia datang tanpa agenda, kali ini ia punya masalah pelik.

Di akhir musim sebelumnya Leia hampir saja berciuman dengan Nate (Maxwell Acee Donovan). Tidak hanya Leia punya pacar Jay (Mace Coronel), Nate juga pacar temannya yang bernama Nikki (Sam Morelos). Semua drama ini kemudian makin diramaikan dengan hadirnya sahabat Gwen (Ashley Aufderheide) dan Ozzie (Ren Doi).

Review:

That '90s Show yang dirilis tahun lalu ternyata membuktikan bahwa tidak semua proyek nostalgia berakhir dengan menyedihkan. Tentu saja serial ini belum bisa mengungguli kelucuan serial asilnya yang jauh lebih seru dan mempunyai episode yang lebih banyak.

Tapi fakta bahwa That '90s Show bisa berdiri sendiri dengan karakter-karakter yang baru, serial ini patut untuk dirayakan. Berita baiknya adalah serial ini ternyata mulai menemukan kenyamanan sehingga ia bisa tetap segar dan meriah tanpa bantuan dari cameo pemain-pemain serial aslinya.

Sebagai serial "warisan" sangat masuk akal bagi That '90s Show untuk menghadirkan karakter-karakter dari The '80s Show untuk mengingatkan bahwa dunia ini adalah kelanjutan dari sitkom yang terkenal itu.

Cuplikan adegan dalam serial That '90s Show. Foto: Dok. Netflix

Di musim ini Laura Prepon masih muncul tapi nama-nama besar seperti Ashton Kutcher, Mila Kunis dan Topher Grace absen. Hal ini ternyata membuat serial ini mempunyai ruang berkembang. Dengan fokus kepada karakter-karakter barunya, That '90s Show mempunyai banyak sudut yang bisa dikulik.

Seperti judulnya, serial ini bergantung dengan nostalgia dan budaya 90an yang kita kenal. Ada keseruan menyaksikan bocah-bocah ini melakukan hal-hal yang sudah mulai asing seperti momen ketika geng cewek-cewek pergi ke mal dan mengutil.

Kelucuan That '90s Show memang spesifik tapi kalau kamu tahu nama-nama besar 90an, kehadiran Lisa Loeb dalam momen musikal yang menggemaskan bisa jadi sumber tawamu. Atau momen ketika tiba-tiba ada Carmen Electra muncul. Atau ketika karakter terkenal dari film-film Kevin Smith muncul memberikan salah satu cameo terbesar dalam semesta serial ini.

Yang saya suka dari That '90s Show musim kedua ini adalah bagaimana tim penulisnya tidak berlama-lama untuk membahas soal cinta segi-empat yang merepotkan itu. Masalah selesai dengan cukup singkat (tapi masih tetap lucu) kemudian penonton diajak untuk menyelami masalah lain.

Ada beberapa permasalahan remaja klasik yang dibahas disini mulai dari prospek menjadi orang tua muda. Rasanya di-ghosting untuk pertama kalinya (tentu saja zaman tersebut belum adalah istilah ini).

Tapi mungkin dari semua masalah yang ada, yang paling penting untuk dibahas adalah tentang masalah Gwen. Era 90an tentu saja sangat berbeda dengan masalah sekarang. Dalam konteks rasisme, meskipun sekarang sepertinya jauh lebih baik daripada 90an, isu ini akan tetap abadi untuk dieksplor.

Cuplikan adegan dalam serial That '90s Show. Foto: Dok. Netflix

Dalam momen ini Gwen mengeluhkan rasa marahnya yang tidak bisa ia jelaskan karena rasisme yang dia alami. Ibunya (Andrea Anders) tentu saja tidak memahami ini. Akibatnya obrolan antara keduanya menjadi salah satu momen That '90s Show yang paling tulus.

Total delapan episode dengan durasi yang sangat bersahabat, That '90s Show adalah tontonan yang paling cocok untuk ditonton untuk menemani kamu istirahat atau makan. Serial ini mungkin tidak akan masuk daftar "Komedi Wajib Tonton", tapi dibalik kesederhanaannya ada ketulusan yang menyenangkan dengan nongkrong dan menyaksikan bocah-bocah 90an ini tumbuh dan berkembang.

Musim kedua That '90s Show ternyata masih mempunyai magis itu.