Geek Girl: Cewek Kuper Jadi Model

Synopsis:

Harriet Manners (Emily Carey) menjalani hari-harinya dengan pandangan ke arah lantai. Apa pun yang ia lakukan sepertinya menjadi makanan teman-teman di sekolah untuk menertawakannya.

Sahabatnya Nat (Rochelle Harrington) dan Toby (Zac Looker) memang berusaha keras membelanya tapi tak ada yang bisa menyelamatkannya dari Lexi (Mia Jenkins) dan gengnya yang tidak pernah lelah untuk membuatnya sengsara.

Bahkan prestasi yang ia dapatkan berkat kemampuan akademiknya yang baik juga menjadi alat cemoohan.Tapi Cinderella yang menderita ini akan segera berubah.

Ketika satu kelas pergi ke acara fashion, model scouts bernama Wilbur Evans (Emmanuel Imani) menemukannya. Menurut Wilbur, Harriet adalah berlian yang belum terasah. Ia akan menjadi sensasional. Harriet tidak pernah merasa seperti itu. Yang minat dengan dunia modeling adalah sahabatnya Nat. Ia sama sekali tidak terpikir untuk menjadi model sama sekali.

Tentu saja nantinya Harriet menerima panggilan menjadi model ini. Ia tak mengira bahwa tidak hanya hidupnya akan berubah menjadi sekejap (semua musuhnya akhirnya mengaguminya!) tapi juga kenyataan bahwa seorang model idaman semua perempuan bernama Nick Park (Liam Woodrum) akan memasuki orbitnya.

Selamat tinggal geek, selamat datang model.

Review:

Diadaptasi dari buku terkenal karangan Holly Smale berjudul sama, Geek Girl adalah sebuah serial remaja yang sangat ringan. Saking ringannya saya yakin kamu bisa mengunyah serial ini dalam sekali duduk meskipun jumlah episodenya lumayan banyak (10 episode).

Kisah yang familiar, pemain yang fresh, penceritaan yang mengalir membuat Geek Girl langsung menjadi salah satu tontonan yang asyik untuk dinikmati di akhir pekan.

Dari segi plot, Geek Girl sama sekali tidak memberikan sesuatu yang baru. Kalau kamu pernah menonton Princess Diaries atau He's All That (kita tidak akan membicarakan versi terbaru Netflix yang buruk sekali itu), kamu pasti bisa menebak kemana arah serial ini. Hampir semua keputusan yang dilakukan oleh karakternya langsung terbayang semua dramanya.

Tentu saja dia akan berantem dengan sahabatnya begitu berbohong. Tentu saja akan ada adegan semua orang di sekolahnya menatap Harriet dengan mulut terbuka ketika ia datang ke sekolah dengan wujud yang baru. Tentu saja designer ternama akan membuat Harriet sebagai muse-nya.

Semua plot yang generik itu sebenarnya bisa dimaafkan kalau saja pembuat serial ini membuat karakter utamanya agak sedikit jelas. Sepanjang saya menonton Geek Girl, saya mencari-cari di mana bagian Harriett yang membuatnya menjadi bahan bully.

Serial Geek Girl. Foto: Dok. Netflix

Secara fisik dan persona, ia terlihat sangat normal. Ada sedikit petunjuk bahwa Harriet sepertinya berada dalam autism spectrum. Tapi hal tersebut tidak diolah dengan maksimal. Yang pada akhirnya membuat keanehan Harriet tidak terasa begitu aneh.

Untungnya Harriet diperankan oleh Emily Carey, jebolan House of Dragon yang memainkan karakternya dengan lumayan baik. Kalau pun karakterisasinya tipis, Carey berhasil mengimbuhkan sedikit kepribadian sehingga Harriet tidak terasa sekosong itu.

Serial Geek Girl. Foto: Dok. Netflix

Bagian paling menarik dari Harriet adalah ketika ia berinteraksi dengan sahabat dan keluarganya. Di sinilah saya merasa bahwa ia terlihat nyata.

Geek Girl sebenarnya mempunyai potensi lebih dari sekedar tontonan penghilang penat. Ia bisa menjadi gula-gula yang sensasional seperti musim awal Emily In Paris atau bahkan Bridgerton.

Kalau saja ia bisa memainkan konvensi romantic comedy atau kisah Cinderella dengan lebih baik, Geek Girl bisa saja menjadi salah satu serial yang tidak boleh dilewatkan.