Furiosa: A Mad Max Saga: Menggelegar, Menghentak dan Memuaskan
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Synopsis:
Furiosa: A Mad Max Saga mengambil latar waktu 15 tahun sebelum kejadian di Mad Max: Fury Road. Kisah ini menceritakan masa muda Furiosa yang diculik dari tempat bernama Green Place of Many Mothers and Falls, yang dikuasai oleh Immortan Joe.
Setelah berhasil kabur dari geng motor brutal yang dipimpin oleh Warlord Dementus, Furiosa harus menghadapi berbagai tantangan berbahaya. Dia berusaha kembali ke Benteng di Kota Gas yang sedang diperebutkan oleh dua faksi yang saling bertikai dengan kejam.
Di tengah kekacauan ini, Furiosa muda harus bertahan hidup dan mencari cara untuk pulang. Bagaimana dia merencanakan pelariannya dari zona konflik ini? Mampukah dia keluar dari bahaya tersebut? Temukan jawabannya di Furiosa: A Mad Max Saga.
Film ini penuh dengan aksi menegangkan, petualangan seru, dan kisah inspiratif tentang keberanian Furiosa muda melawan arus. Furiosa: A Mad Max Saga akan membawa detikers menyelami dunia pasca-apokaliptik yang penuh aksi dan petualangan mulai besok Rabu, 22 Mei 2024.
Disutradarai oleh George Miller dan diproduksi oleh Warner Bros Pictures, film ini dibintangi oleh aktor-aktor ternama seperti Anya Taylor-Joy sebagai Furiosa, Chris Hemsworth, Charlee Fraser, Angus Sampson, Tom Burke, dan Nathan Jones.
Review:
George Miller tahu dia tidak akan bisa menandingi Mad Max: Fury Road, salah satu film action terbaik sepanjang masa. Sudah sembilan tahun sejak Fury Road dirilis dan masih belum ada satu pun film action yang bisa mendekati apalagi menandingi film tersebut. Fury Road tidak hanya menampilkan berbagai macam sekuens action yang terlalu gila untuk bisa direkam kamera tapi ia juga melahirkan salah satu heroine yang begitu mencuri perhatian bernama Furiosa. Banyak penonton dan kritikus film yang percaya bahwa Fury Road sebenarnya adalah milik Furiosa dan bukannya Mad Max.
Furiosa dalam Fury Road yang diperankan oleh Charlize Theron terasa begitu tiga dimensional bahkan tanpa bicara. Penonton paham dengan semua kemarahan dan frustrasi yang ia rasakan. George Miller dan co-writer Nico Lathouris menggaris-bawahi semua emosi tersebut dalam prekuel yang merupakan sebuah anomali. Yang satu ini hadir bukan hanya untuk sekedar mengeruk dollar tapi untuk menunjukkan sekali lagi bahwa George Miller adalah seorang dewa.
Dibuka dengan sebuah tempat bernama Green Place yang kelak akan menjadi sejarah, kita bertemu dengan Furiosa muda (Alyla Browne, begitu menawan) yang akhirnya diculik. Di sebuah dunia yang begitu mencekam, tidak mengherankan jika semua orang ingin merahasiakan keberadaan Green Place. Manusia yang kelaparan akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Furiosa menutup mulutnya soal lokasi dari mana dia berasal.
Dementus (Chris Hemsworth) adalah seorang pemimpin geng yang tahu benar apa yang dia inginkan. Furiosa akan membawanya ke sebuah tempat yang lebih baik. Kata-katanya mungkin kadang terdengar salah nada sehingga terkesan lucu. Tapi jangan remehkan kemampuannya untuk mengacak-ngacak sesuatu, secara literal atau tidak. Pertemuan Dementus dengan salah seorang war boy akhirnya membawanya ke sebuah tempat bernama Citadel.
Dari awal film dibuka, Furiosa sudah menunjukkan bahwa ia adalah film yang berbeda dengan Fury Road. Kalau Fury Road adalah langsung bakbikbuk tanpa foreplay, Furiosa memberikan pondasi yang cukup agar penonton bisa memahami benar dendam membara yang menguasai karakter utamanya. Ditampilkan dalam lima babak, dua babak pertama penonton akan bertemu bagaimana Furiosa muda beradaptasi dengan dunia kejam yang sekarang menjadi realitanya. Alyla Browne sebagai Furiosa muda tampak begitu meyakinkan sehingga kamu tidak akan terasa kaget ketika satu jam kemudian perannya digantikan oleh Anya Taylor-Joy.
Meskipun babak pertama dan kedua merupakan pembukaan, George Miller masih tetap memberikan beberapa adegan action yang mengasyikkan. Tapi adegan-adegan pembuka itu tidak apa-apanya ketika Miller menunjukkan aksinya di salah satu sequence yang mengingatkan betapa ganasnya Fury Road. George Miller tidak hanya paham benar bagaimana cara menampilkan adegan aksi secara visual tapi ia sungguh memahami editing. Seperti yang ia tunjukkan melalui Fury Road, Miller tidak perlu menggunakan dialog untuk mengenalkan karakter dan menjelaskan dinamika antar karakter.
Dalam sekuens yang dahsyat tersebut, Miller tidak hanya mengenalkan penonton dengan karakter Jack (Tom Burke) tapi juga memberikan pondasi yang cukup bagi hubungan Jack dan Furiosa yang nantinya akan dieksplor berikutnya. Adegan ini akhirnya menjadi krusial karena hubungan keduanya lah yang menjadi hati dari film ini. Di tengah sebuah kekacauan yang tiada henti, adegan-adegan sederhana seperti dua orang yang bercerita bisa menjadi sesuatu yang menyentuh. Chemistry Anya Taylor-Joy dan Tom Burke yang paten membuat adegan ini menjadi bernyanyi.
Furiosa seperti halnya Fury Road bukanlah sebuah film yang subtle. Ini adalah sebuah film dimana nama karakternya bermakna literal. Orang yang isi hatinya adalah amarah bernama Furiosa dan orang jahat yang agak sakit diberi nama Dementus. Kalau isi dan cara bercerita Furiosa bukanlah sesuatu yang puitis, maka semua adegan-adegan aksi yang ada di dalamnya adalah karya seni yang indah. Dibutuhkan kemampuan memahami teknis soal pembuatan film dan ide yang segar untuk menghasilkan tarian-tarian indah kacau seperti yang ada di dalam Furiosa. Saya tidak tahu kapan George Miller akan berhenti membuat film. Tapi selesai menyaksikan Furiosa, saya berharap George Miller sehat terus karena hanya dia yang bisa menghasilkan film aksi gahar yang indah seperti ini. Kapanpun dia mengajak saya untuk kembali ke Wasteland, saya akan siap untuk pergi.
Furiosa: A Mad Max Saga dapat disaksikan di semua jaringan bioskop di Indonesia.
Genre | Action |
Runtime | 2 jam 28 menit |
Release Date | 24 Mei 2024 |
Production Co. | Village Roadshow Pictures |
Director | George Miller |
Writer | George Miller |
Cast | Anya Taylor-Joy Chris Hemsworth Tom Burke |