Mengulas Sinematografi Siksa Kubur yang Bikin Makin Mencekam

Menjadi film ke-10 dari seorang Joko Anwar, Ical Tanjung kini dipercayai kembali untuk menjadi sinematografer di film kali ini untuk membantu perancangan visual dan kamera dalam produksi film ini.
Berusaha membuat penonton percaya, look and mood dari film ini disusun sedemikian rupa agar mendapat hasil yang diinginkan. Hampir sama seperti Pengabdi Setan, Siksa Kubur kembali menggunakan palette desaturated demi memunculkan nuansa yang mencekam.
Baca juga: Siksa Kubur Buat Anda Akan Percaya! |
Desaturated sendiri berartikan desaturasi, yang artinya menggunakan pengurangan intensitas aatau saturasi warna pada filmnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai mood yang mengarah ke perasaan emosi yang datar namun mendalam seperti kesedihan atau ketakutan.
Mood ini juga bertujuan untuk mendapat kesan realistis pada filmnya. Seperti halnya mata manusia, manusia mampu melihat warna yang bervariasi sedemikian rupa namun faktanya warna itu tak secolorful yang mata manusia bisa lihat.
Konsep ini juga terkadang digunakan untuk seakan menirukan konsep era lama ataupun zaman yang terdahulu untuk menciptakan rasa nostalgia di benak para penontonnya.
![]() |
Dalam kasus di film ini, desaturated dicipta guna meraih rasa dramatis sekaligus kengerian. Desatured sendiri banyak digunakan sebagai formula di dalam film-film horror pada umumnya untuk menciptakan rasa takut kepada para penonton.
Selain untuk meraih kengeriannya, film ini juga berlatarkan di tahun 2000an awal yang membuat konsep desatured terasa efektif karena menyesuaikan penggunaan warna di era tersebut. Warna desaturated terasa lebih klasik sekaligus menimbulkan perasaan yang mendalam.
Dari sinilah kesan klasik yang dipakai tak hanya sebagai menjadi penanda latar waktu di film melainkan sebagai salah satu cara untuk menciptakan kepercayaan penonton.
Disaat visual terasa sangat realis penonton akan merasa pada pikirannya bahwa segala kejadian dan adegan di film tersebut terasa nyata. Pada momen inilah tagline 'percaya' yang sudah disampaikan dari awal-awal film ini akan tersampaikan dengan baik kepada para penonton.
Sayangnya konsep desaturated ini masih terasa serupa seperti film-film Joko Anwar sebelumnya. Belum ada hal yang menarik yang ditimbulkan dari konsep ini selain tujuannya untuk mendapatkan realisnya.
Dominasi dari visual di Siksa Kubur masih menggunakan formula dari berbagai film sebelumnya yang berfokuskan pada menciptakan ketakutan dan kengerian walaupun kali ini subjeknya bukan ketakutan pada setan melainkan siksa kubur.
Ada beberapa craftmanship dalam sinematografi baru yang digunakan pada film ini seperti penggunaan slow shutter, hand held yang frontal, dan juga grain yang amat banyak.
Walaupun menggunakan formula terdahulu, Joko Anwar bersama Ical Tanjung selalu menyelipkan kebaharuan baru di setiap film-filmnya yang membuat setiap filmnya terasa memiliki progres.
(ass/ass)