3 Body Problem: Kiamat Sudah Dekat
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis:
Serial terbaru dari kreator Game of Thrones ini dibuka dengan misteri dan pembunuhan. Semua ilmuwan di dunia sedang dibingungkan oleh hasil dari akselerator yang tidak masuk akal. Tidak hanya itu, sejumlah ilmuwan juga ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan.
Ada yang sepertinya dibunuh, tidak sedikit yang bunuh diri. Salah satu dari ilmuwan yang bunuh diri tersebut adalah Vera Ye
(Vedette Lim). Kematian Vera mengguncang lima orang ilmuwan sekaligus bestie yang disebut sebagai Oxford Five.
Mereka adalah Saul (Jovan Adepo) yang kebetulan adalah asisten Vera; Jack Rooney (John Bradley) yang sekarang menjadi pengusaha sukses; Auggie (Eiza Gonzalez) yang fokus dengan nano-teknologi; Jin Cheng (Jess Hong) yang nantinya mempunyai peran vital terhadap masa depan dunia dan Will (Alex Sharp) yang sekarang jadi guru.
Sementara Jin bermain 'game VR (virtual reality)' yang dimainkan Vera sebelum meninggal, Auggie melihat countdown di depan matanya. Kemana pun dia melihat, angka mundur muncul di depannya.
Konon, semua ilmuwan yang tewas itu juga melihat hal yang sama sebelum mereka meninggal. Seorang perempuan misterius menemui Auggie dan mengatakan bahwa Auggie tidak ingin angka itu kembali ke nol. Seorang detektif bernama Clarence (Benedict Wong) mencoba menyelidiki semua ini.
Review:
Diadaptasi dari novel sci-fi terkenal karya Liu Cixin, 3 Body Problem seperti halnya Game of Thrones disebut-sebut sebagai novel yang susah untuk diadaptasi. David Benioff dan D. B. Weiss menggandeng Alexander Woo untuk mengerjakan proyek raksasa ini dan ternyata hasilnya cukup memuaskan.
3 Body Problem mempersembahkan kanvas yang cukup untuk menyajikan spektakel yang menghibur tapi masih memberikan tempat untuk misteri-misteri berikutnya dieksplor. Secara sekilas, membaca sinopsis dan melihat pekerjaan karakter-karakternya, serial ini terkesan 'berat'.
Tentu saja mengingat pekerjaan karakternya yang ilmuwan, 3 Body Problem dipenuhi dengan jargon-jargon tentang science yang rumit. Tapi kenyataannya serial ini dipersembahkan dengan cukup 'ringan'. Saya yang tidak begitu paham dengan teknologi yang ada di dalamnya bisa menerima semuanya tanpa kesusahan.
Salah satu hal yang membuatnya menjadi mudah untuk ditelan adalah Benioff, Weiss dan Woo membungkus serial ini dalam frame misteri sehingga rasa penasaran penonton bisa mengalahkan kerumitan yang ada di dalamnya.
Di episode pertamanya, kreator serial ini dengan cerdas menggunakan Auggie sebagai komandan untuk menyelusuri misteri yang langsung menggigit. Apa sebenarnya yang terjadi dengan countdown ini? Kenapa semua ilmuwan mati? Apa yang terjadi jika angka tersebut sampai ke nol? Dengan ending yang bikin penasaran, siapapun yang menonton pasti akan melanjutkan ke episode dua. Dan di episode inilah kreator serial ini mengikat penonton.
![]() |
Tidak cukup dengan misteri ilmuwan yang mati dan countdown mundur di mata Auggie, 3 Body Problem mengajak penonton untuk melihat ke dalam game VR yang dimainkan oleh Jin. Permainan yang misterius ini, lengkap dengan informasi bahwa pemainnya naik level setiap kali mereka lolos dari satu babak, membuat episode dua ini semakin asyik.
Ketika episode kedua diakhiri dengan bintang yang berkedip (dan disaksikan oleh orang di seluruh dunia), 3 Body Problem langsung menjadi serial yang akan kamu coba tonton sampai akhir episode. Bagian yang paling seru dari 3 Body Problem adalah kenyataan bahwa ini cerita tentang invasi alien.
Berbeda dengan film-film blockbuster yang dibuat Spielberg atau Roland Emmerich, pendekatan kreator Game of Thrones ini agak sedikit berbeda. Tentu saja 3 Body Problem masih menyajikan sekuens yang bisa menandingi sekuens Independence Day.
Baca juga: Damsel: Putri Yang Jadi Tumbal |
Tapi yang paling mencuri perhatian saya adalah pendekatannya ke psikologis manusia di dalamnya. Meskipun saya ingin tahu lebih banyak soal respons masyarakat di dalam serial ini setelah episode 5 (episode terbaik), tapi setidaknya kepanikan karakter utamanya cukup mewakili apa yang selama ini absen dari film-film blockbuster soal tema yang serupa.
Episode 5 yang berjudul "Judgment Day" mungkin adalah episode yang paling mengingatkan saya terhadap kejayaan saat Game of Thrones masih tayang. Episode yang disutradarai oleh Minkie Spiro itu tidak hanya menyajikan salah satu episode paling berdarah dan brutal sepanjang 8 episode, tapi ia juga memberikan imaji paling menyeramkan yang pernah saya lihat dalam konteks invasi alien.
![]() |
Saya tidak akan membahasnya lebih jauh, kamu harus menyaksikannya sendiri. Satu-satunya kekurangan 3 Body Problem adalah serial ini diakhiri dengan penutup yang agak lemah. Serial ini memulai dengan pembukaan yang meyakinkan dan klimaks yang sungguh mencengangkan.
Sayang sekali konklusinya tidak semenggebu-gebu itu (coba bandingkan dengan episode terakhir musim pertama Game of Thrones). Tapi untungnya Benioff, Weiss dan Woo memberikan banyak misteri dalam 3 Body Problem sehingga saya tidak sabar untuk menantikan musim berikutnya.
Apakah ini akhir dari umat manusia? Atau ternyata kita bisa belajar dari kesalahan? Semoga Netflix memberikan lampu hijaunya sehingga kita semua bisa tahu jawabannya.
Genre | sci-fi |
Runtime | 44-63 minute |
Release Date | 21 March 2024 |
Production Co. | BLB The Three Body Universe |
Director | Derek Tsang Andrew Stanton Minkie Spiro Jeremy Podeswa |
Writer | David Benioff DB Weis Alexander Woo Rose Cartwright Madhuri Shekar |
Cast | Jovan Adepo as Saul Durand John Bradley as Jack Rooney Rosalind Chao as adult Ye Wenjie Liam Cunningham as Thomas Wade Eiza González as Augustina "Auggie" Salazar Jess Hong as Jin Cheng Marlo Kelly as Tatiana Haas |