Kamu Social Anxiety? Ini 6 Film Soal Kesendirian

Asep Syaifullah
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film HER.
Cuplikan adegan di film HER. Dok. Warner Bros
Jakarta - Kebahagiaan mungkin ada banyak bentuknya, ada yang senang menghabiskan waktu dengan bersama banyak orang ada pula yang memilih untuk menyendiri. Untuk kategori terakhir biasanya dikenal dengan beberapa nama seperti social anxiety, introvert hingga social inept (meskipun semuanya punya definisi berbeda).

Film biasanya menjadi salah satu bentuk terapi atau pun hiburan bagi mereka yang memiliki masalah tersebut. Dan ada beberapa judul yang justru mengangkat masalah tersebut sebagai tema dalam filmnya, penasaran apa saja?

Taxi Driver (1976)

[Gambas:Youtube]



Film ikonik dari kolaborasi Martin Scorsese dan Robert De Niro yakni Taxi Driver menyuguhkan kisah bagaimana seseorang bisa begitu terasingkan dari realita kehidupannya. Travis Bickle, seorang veteran perang yang mengalami masalah kesehatan mental dan beralih profesi menjadi supir taksi itu menjadi contoh bagaimana rasanya terasingkan.

Martin Scorsese pun dengan jenius menyelipkan pesan bagaimana kehidupan masyarakat urban di masa depan dan dampaknya terhadap kesehatan mental seseorang. New York dengan segala gemerlapnya dan mimpi banyak orang, ternyata seperti sebuah taman bermain membosankan bagi Travis.

Chungking Express (1994)

[Gambas:Youtube]



Berkisah tentang dua polisi Hong Kong yang patah hati (Tony Leung dan Takeshi Kaneshiro) saat mereka jatuh cinta pada dua wanita yang bertolak belakang (Brigitte Lin dan Faye Wong), Chungking Express adalah salah satu film Wong Kar-Wai yang paling dikenal dan tetap dicintai hingga saat ini.

Selain berhasil memotret kebudayaan dan masyarakat Hong Kong kala itu, Chungking Express masih menjadi film melankolis yang menyampaikan pesan pahit tentang perasaan kesepian yang tak terelakkan. Ini menekankan bagaimana, bahkan di tengah kerumunan orang, seseorang sering kali merasa sendirian. Selain itu, film dengan gambar menawan ini juga mencerminkan identitas, cinta, kehilangan, dan ingatan.

Cast Away (2000)

[Gambas:Youtube]



Jika dulu Tom Hanks merasakan betapa menyiksanya harus bertahan hidup sendirian kala terdampar di sebuah pulau dalam Cast Away dan membuatnya terpaksa mengobrol dengan sebuah bola voli agar tetap waras, maka saat ini justru ada beberapa orang yang berharap berada di posisinya.

Film garapan Robert Zemeckis itu menjadi salah satu ikon dalam sejarah perfilman dunia yang menginspirasi lahirnya banyak film sejenis dan menjadi film terlaris ketiga pada 2000 dengan meraup pendapatan global sebesar $ 429 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun. Bahkan Tom Hanks pun mendapatkan nominasi sebagai Best Actor dalam ajang Oscar ke-73 lewat penampilannya sebagai Chuck Noland.

Lost in Translation (2003)

[Gambas:Youtube]



Digadang-gadang menjadi film terbaik dari Sofia Coppola, Lost in Translation menampilkan keindahan kota Tokyo yang seharusnya dinikmati oleh Charlotte (Scarlett Johansson) dan Bob Harris (Bill Murray). Di mana keduanya tengah dipusingkan dengan peliknya masalah masing-masing seperti terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dan middle life crisis.

Lost in Translation adalah film yang menghibur dan dengan tempo yang sengaja dibuat untuk menarik perhatian pada rasa kerinduan yang mengerikan akan kampung halaman dan keterasingan total saat berada di negeri asing. Mereka penuh emosi dan menyenangkan secara visual yang menawarkan studi karakter yang mengharukan, menyoroti emosi perpindahan dan pada akhirnya, kenyamanan yang melegakan karena merasa dipahami, meskipun oleh orang asing.

Her (2013)

[Gambas:Youtube]



Her dibintangi oleh Joaquin Phoenix sebagai Theodore yang patah hati dan sangat introvert. Karya Spike Jonze itu menggambarkan hubungan romantis yang tidak terduga antara seorang yang masih berduka atas berakhirnya hubungan dengan kekasih masa kecilnya dan asisten virtualnya yang sangat canggih (disuarakan oleh Scarlett Johansson).

Mengingat alur cerita yang tidak konvensional dan desain produksi berwarna pastel, film fiksi ilmiah romantis Jonze yang memikat para penonton dengan mudah. Namun, hal yang paling menonjol tentang Her adalah narasinya yang memutarbalikkan, yang menyoroti kehidupan yang kuat dalam ketergantungan umat manusia pada teknologi yang sangat maju, terutama dalam menghadapi kesulitan dan kesepian. Her juga menekankan betapa hal ini sering kali mengisolasi kita dari hubungan antarmanusia yang sebenarnya.

The Martian (2015)

[Gambas:Youtube]



Berada sendirian di sebuah planet mungkin menjadi hal yang menakutkan bagi banyak orang, tapi justru hal ini malah dianggap kenyamanan untuk segelintir orang. The Martian, film garapan Ridley Scott, pun menggambarkan hal tersebut meski dalam kondisi berbeda di mana Mark Watney (Matt Damon) harus bertahan hidup di lingkungan ekstrem dari planet Mars sendirian.

Film yang berlatarkan masa depan (tepatnya 2035) itu sebenarnya menyuguhkan teror bagaimana rasanya terasingkan dan dilupakan oleh orang-orang. The Martian sendiri meraup sukses besar dan meraup pendapatan global sebesar $ 630 juta atau sekitar Rp 9,9 triliun.




(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO