Dollhouse: Minggir Dulu Anabelle, Aya Jauh Lebih Serem
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis:
Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada kisah seorang ibu yang kehilangan anaknya. Setelah kehilangan putrinya, Yoshie (Masami Nagasawa) menemukan dirinya tidak mempunyai semangat hidup.
Hari-harinya tak pernah kembali seperti semula. Suaminya, Tadahiko (Koji Seto), mencoba segala cara untuk membuat istrinya kembali normal tapi belum berhasil. Itu sebabnya ketika Yoshie kembali ceria seperti semula setelah membeli boneka di pasar loak, Tadahiko tidak protes sama sekali.
![]() |
Dollhouse mulai menginjak pedal gas ketika Yoshie dan Tadahiko akhirnya memiliki putri lagi bernama Mai (Aoi Ikemura). Setelah Mai hadir dalam kehidupan mereka, boneka itu disimpan rapi di lemari sampai akhirnya si anak menemukan boneka tersebut.
Mai memanggil boneka tersebut dengan nama Aya. Yoshie tentu saja menganggap bahwa ini hanyalah kelucuan bocil. Tentu tidak butuh lama bagi Aya untuk meneror satu keluarga.
Aya hadir di tengah malam, menggigit dan mencakar anaknya dan berbagai kerusuhan yang lainnya. Tadahiko mengira istrinya belum sembuh total tapi sebentar lagi ia akan mengetahui bahwa Aya bukan boneka biasa.
Baca juga: The Long Walk: Jalan Terus Atau Mati |
Review:
Premis Dollhouse, film horor garapan penulis dan sutradara Shinobu Yaguchi, sangat sederhana tapi efektif. Apa yang ditawarkan film horor Jepang ini mungkin bukan sesuatu yang baru tapi keseruan-dan teror-yang ada di dalamnya adalah apa yang diharapkan oleh semua pecinta horor.
Tentu saja karakter-karakter yang ada di dalamnya mengindahkan red flag yang sudah hadir sejak awal film dimulai. Boneka mana yang rambut dan kukunya tumbuh panjang?
![]() |
Kalau kamu bosan dengan horor Amerika yang begitu-begitu saja, siap-siap tertawa senang menyaksikan Dollhouse. Film ini adalah salah satu impor Jepang yang sangat memuaskan. Dollhouse adalah pengingat kenapa horor Asia jauh lebih efektif dalam membuat penonton ketakutan.
Jumpscare-nya dibuat dengan lebih sopan tapi tetap menggigit, teror kengeriannya berlipat ganda dan ia berhasil membuat saya menutup mata bahkan ketika bonekanya diam saja. Shinobu Yaguchi mungkin lebih terkenal sebagai pembuat film komedi seperti Waterboys dan Swing Girls yang menjadi idola banyak pecinta film.
Tapi dalam Dollhouse, ia membuktikan bahwa tidak hanya ia pencerita yang ulung tapi juga maestro dalam menakut-nakuti penonton. Yaguchi tahu bagaimana membuat penonton meringkuk di kursi hanya dengan gerakan kamera yang sederhana.
Film ini memang tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam lanskap film horor tapi ia ahli sekali untuk memainkan ekspektasi penonton. Berkali-kali Yaguchi menyorot boneka Aya dengan intens, membuat penonton siap-siap dengan jumpscare seperti boneka itu berkedip atau melotot tapi ia tidak melakukannya.
Baca juga: Exit 8: Mimpi Buruk Terjebak di Dalam Limbo |
Yang ia lakukan untuk membuat penonton menjerit justru lebih gila daripada tipuan murah seperti itu. Kalau kamu jenis penonton yang mudah goyah hanya dengan jumpscare yang tertebak seperti buatan Hollywood-bahkan film Conjuring yang terakhir melakukannya-bersiaplah teriak dengan apa yang dilakukan Aya di film ini.
Ia akan membuat Annabelle iri dengan caranya membuat suasana seram. Permainan petak umpet tidak akan terasa sama. Kehadiran mesin cuci akan membuatmu berjengit. Film ini memang masih memainkan hal-hal yang selalu ada di film horor Jepang seperti rambut panjang menutupi wajah atau sesuatu menyeramkan di balik selimut.
Tapi lagi-lagi Yaguchi tahu cara mempermainkan ekspektasi penonton sehingga hasil akhirnya dia selalu menang. Yang juga membuat Dollhouse sangat mempesona adalah kenyataan bahwa film ini tidak terlalu usaha keras untuk membuat suasananya angker.
![]() |
Ia tidak menghadirkan visual yang gelap seperti kebanyakan film horor. Color palette-nya cenderung pucat dan normal. Tapi justru itu yang membuat Dollhouse terasa begitu mengikat. Ia terasa seperti rentetan mimpi buruk yang nyata.
Dengan editing yang sangat asyik-film ini berlalu dengan cepat, tidak ada satu menit pun yang terbuang sempurna-dan ending yang memuaskan, Dollhouse adalah sebuah film horor yang tidak bisa dilewatkan. Boneka Aya akan membuatmu teringat bahwa horor Jepang tidak akan pernah mati.
Genre | horror |
Runtime | 110 minute |
Release Date | 13 June |
Production Co. | Toho Pictures |
Director | Shinobu Yaguchi |
Writer | Shinobu Yaguchi |
Cast | Kôji Seto as Tadahiko Suzuki Tetsushi Tanaka as Kanda Ken Yasuda as Yamamoto Jun Fubuki as Toshiko Suzuki Totoka Honda as Mei Suzuki Aoi Ikemura as Mai Suzuki |