Inside Out 2: Pusingnya Menjadi Remaja
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Synopsis:
Dalam film Inside Out pertama, kita diperkenalkan dengan Riley Andersen (disuarakan oleh Kensington Tallman) yang tumbuh dengan berbagai emosi yang diwujudkan dalam bentuk karakter seperti Joy, Sadness, Fear, Anger, dan Disgust. Kini, Inside Out 2 melanjutkan kisah Riley yang telah beranjak remaja dan mulai menghadapi masa pubertas.
Perubahan besar ini ditandai dengan datangnya para pekerja yang membongkar ruang pengendali emosi Riley untuk menambahkan berbagai tombol emosi baru. Emosi-emosi baru yang muncul terdiri dari Anxiety (disuarakan oleh Maya Hawke), Envy (Ayo Edebiri), Ennui (Adele Exarchopoulos), dan Embarrassment (Paul Walter Hauser). Kehadiran emosi baru ini mengejutkan kelompok emosi Riley yang sudah ada.
Para emosi baru ini mencoba mengendalikan keputusan dan perasaan Riley, bahkan mengusir Joy (Amy Poehler), Sadness (Phyllis Smith), Anger (Lewis Black), Fear (Tony Hale), dan Disgust (Liza Lapira) dari ruang pengendali emosi. Akibatnya, Riley menjadi lebih sensitif dan cemas dalam merespons hal-hal baru dalam hidupnya.
Setelah berdamai dengan kepindahannya ke tempat tinggal baru, Riley kini harus menghadapi tantangan baru di sekolah menengah yang membuatnya berpisah dengan kedua sahabatnya. Perpisahan ini menimbulkan rasa kecewa dan kekhawatiran dalam diri Riley tentang bagaimana membangun pertemanan tanpa kedua sahabatnya.
Di lingkungan baru ini, Riley mencoba menyesuaikan diri agar bisa bergabung dengan tim hoki yang terdiri dari anak-anak populer di sekolahnya. Hal ini membuat Riley gelisah, terombang-ambing antara bergabung dengan anak-anak populer atau tetap menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabatnya yang akan pindah.
Anxiety mencoba mengambil alih keputusan Riley tanpa mempertimbangkan jati dirinya yang sesungguhnya. Kendali dari Anxiety ini menghasilkan ingatan dan emosi negatif dalam diri Riley. Melihat hal ini, Joy, Sadness, Fear, Anger, dan Disgust berusaha keras untuk mengembalikan jati diri Riley yang telah diabaikan oleh Anxiety agar Riley tidak kehilangan karakter positif yang telah dimilikinya.
Baca juga: 15 Film Bioskop Tayang Juni 2024 |
Review:
Pixar selalu mempunyai cara yang jenius untuk menggambarkan hal yang kompleks menjadi sesuatu yang sederhana. Dalam Inside Out yang dirilis sembilan tahun lalu, Pixar menggambarkan emosi manusia (baca: anak kecil) seperti pegawai yang bekerja kantoran. Dalam kasus Riley (disuarakan oleh Kensington Tallman yang menggantikan Kaitlyn Dias dari film pertamanya), ia memiliki lima emosi besar: Joy (disuarakan oleh Amy Poehler); Disgust (disuarakan oleh Liza Lapira); Fear (disuarakan oleh oleh Tony Hale); Anger (disuarakan oleh Lewis Black) dan Sadness (disuarakan oleh oleh Phyllis Smith). Kalau film pertamanya bercerita tentang bagaimana karakter utamanya belajar untuk menerima semua emosi (kadang kita perlu merayakan kesedihan), film keduanya menawarkan tema baru: bagaimana cara kita mengontrol emosi.
Di sekuelnya ini, Riley sudah menjadi remaja. Ia memiliki sahabat baru dan tidak ada yang membuatnya senang selain bermain hockey. Sebagai pemain hockey, Riley lumayan memiliki kemampuan yang baik dan karena itulah ia mendapatkan undangan untuk mengikuti kemping hockey bersama sahabatnya dan juga tim yang ia idam-idamkan. Semuanya berjalan dengan baik sampai di hari keberangkatan, Riley sampai di titik pubertas.
Joy yang selama ini menjadi kapten agak terkejut menemukan bahwa markasnya sekarang di-"make-over". Emosi baru bermunculan untuk membuat hidupnya semakin tidak tenang. Ada Envy (disuarakan oleh Ayo Edebiri); Ennui (disuarakan oleh Adele Exarchopoulos); Embarrassment (disuarakan oleh Paul Walter Hauser) dan yang paling mengontrol semuanya: Anxiety (disuarakan oleh Maya Hawke). Ketika Anxiety mengambil alih markas, Joy pun sekarang mempunyai misi untuk kembali sebelum Riley berubah menjadi sosok yang tidak ia kenali.
Dari semua film Pixar, Inside Out sepertinya yang paling mudah dieksplor karena manusia selalu berkembang. Tapi di saat yang bersamaan, Inside Out adalah film Pixar yang lumayan tricky untuk dibuatkan sekuelnya karena kompleksnya emosi manusia. Film pertamanya berhasil melakukan itu dengan mudah karena kita hanya memiliki lima emosi besar. Kekhawatiran ini ternyata terbukti dalam Inside Out 2 dengan hadirnya empat emosi baru. Selain Anxiety, tidak ada emosi lain yang mendapatkan eksplorasi lebih. Sementara itu emosi yang lebih universal dirasakan oleh semua remaja di seluruh dunia, Love atau Lust, malah absen.
Baca juga: Trailer Moana 2 Pecahkan Rekor dalam 24 Jam |
Penulis skrip Meg LeFauve dan Dave Holstein berusaha keras untuk memberikan semua karakter panggung. Tapi hasil akhirnya agak tidak berimbang. Film ini berusaha membahas banyak hal tapi hasil akhirnya kurang sekuat film pertamanya. Tentu saja sebagai film Pixar Inside Out 2 masih berhasil memberikan momen yang indah, lengkap dengan klimaks yang memuaskan, tapi secara emosi film ini tidak bisa disandingkan dengan film pertamanya.
Banyaknya ide yang muncul di layar memang tidak bisa dihindari. Bagaimana pun juga menjadi remaja adalah merasakan tornado yang tidak bisa dihindari. Yang paling mengecewakan dari Inside Out 2 adalah kenyataan bahwa plot film ini masih mengikuti rute film pertamanya. Kalau kamu melupakan empat emosi baru yang muncul, Inside Out 2 sebenarnya hanyalah pengulangan film pertamanya. Joy seperti biasa menguasai panggung yang akhirnya menyebabkan sebuah bencana. Joy sekali lagi terbuang dari markas dan kini ia mencari cara untuk kembali. Dan dalam prosesnya, Joy akhirnya belajar dari kesalahannya dan akhirnya membuat Riley menjadi manusia yang lebih baik. Tidak ada yang salah dengan mengikuti resep yang sudah terbukti berhasil tapi dalam kasus film ini pengulangan ini mengurangi efek kejut yang membuat film pertamanya sensasional.
Sebagai sebuah animasi, tentu saja Inside Out 2 adalah sebuah persembahan terbaik. Pixar tidak pernah gagal dalam mempresentasikan audio visual yang memanjakan mata dan telinga. Gambarnya begitu terang benderang (yang agak begitu kontras dengan kontennya yang lumayan serius) sementara pengisi suaranya memberikan penampilan terbaik. Musik dari Andrea Datzman juga siap untuk membuat penonton terlena. Menyaksikan Inside Out 2 memang selalu memberikan pengalaman yang tiada dua. Inside Out 2 meskipun tidak seliar film pertamanya, tetap memberikan pengalaman menonton yang asyik. Meskipun kita semua tahu bahwa Pixar bisa memberikan yang lebih dari ini.
Genre | Animation, Adventure, Comedy |
Runtime | 1 hour 36 minute |
Release Date | June 7, 2024 |
Production Co. | Walt Disney Picture, Pixar Animation Studios |
Director | Kelsey Mann |
Writer | Meg LeFauve, Dave Holstein, Kelsey Mann |
Cast | Amy Poehler, Maya Hawke, Kensington Tallman |