Dune: Part Two Penuh Magis, Gagah dan Menakutkan
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis:
Film dibuka langsung dengan lanjutan film pertamanya. Penonton berada di Planet Arrakis, dimana Harkonnen berkuasa untuk "menjajah" demi rempah yang ada di dalamnya. Paul (Timothee Chalamet) sekarang resmi bergabung dengan geng Fremen bersama ibunya, Lady Jessica (Rebecca Ferguson).
Dipimpin oleh Stilgar (Javier Bardem), Fremen adalah pejuang yang tidak kenal lelah. Chani (Zendaya), tidak seperti anggota Fremen yang lain, percaya bahwa Paul memiliki niat baik dan ia akan menjadi pejuang yang tangguh. Tinggal menunggu waktu sebelum Paul membuktikan ramalan-ramalan itu.
Sementara Paul berjuang untuk membuktikan bahwa dia adalah anggota Fremen yang layak rekrut, bayangan musuh mengintai. Princess Irulan (Florence Pugh) curiga bahwa keluarga Atreides tidak benar-benar mati.
Vladimir Harkonnen (Stellan Skarsgard) sementara itu mengutus keponakannya, Feyd- Rautha Harkonnen (Austin Butler) untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang tangguh, menggantikan Rabban (Dave Bautista) yang loyo. Genderang perang pun siap untuk dikumandangkan.
Review:
Banyak orang menyukai Dune bagian pertama yang dirilis tiga tahun lalu. Sci:fi epik buatan Denis Villeneuve itu memberikan apapun yang dibutuhkan oleh banyak penonton: visual yang megah, akting yang mumpuni dan dongeng yang mitologinya lebih tebal daripada kamus.
Sayangnya saya bukan bagian dari penonton-penonton itu. Meskipun bagian pertamanya tetap menyenangkan untuk ditonton, bagian pertama Dune terasa seperti sebuah film yang belum selesai. Sensasinya seperti menyaksikan sebuah film lalu filmnya macet di tengah-tengah. Untungnya hal tersebut tidak terjadi di bagian kedua Dune ini.
Tidak ada yang bisa menyanggah, bahkan bagi orang yang kurang begitu menyukai Dune bagian pertama, bahwa presentasi franchise ini salah satu yang terbaik yang bisa ditawarkan oleh Hollywood. Di bagian kedua, Villeneuve bersama sinematografer Greig Fraser, mempersembahkan dunia yang besar dan kompleks.
Latar gurun yang luas terlihat gagah perkasa di layar IMAX. Ketika Villeneuve mengajak kita ke sebuah planet dimana matahari hitam yang membuat gambar menjadi hitam putih (cara yang tidak subtil untuk menunjukkan betapa kejamnya orang-orang ini), Dune: Part Two terlihat tetap perkasa.
Adegan klimaksnya yang menghebohkan akan membuat kamu lega bahwa uangmu untuk menonton film ini di bioskop tidak terbuang sia-sia. Tata suaranya juga begitu sakti; kursimu akan bergetar saat kamu mendengar dentuman musik Hans Zimmer.
Dari segi naratif, Villeneuve yang mengajak Jon Spaihts merangkai Dune: Part Two dengan banyak drama yang menarik. Semua yang kamu harapkan dari blockbuster epic Hollywood ada disini. Kisah cinta yang menggemaskan, aksi pembuktian tokoh utama untuk menjadi sang pemenang, misi balas dendam, mistik ramalan sampai peperangan maha agung semuanya ada disini.
Tapi bagi saya, yang paling menarik dari Dune: Part Two adalah bagaimana ia bermain-main dengan konsep 'pahlawan'. Konsep "sang pahlawan" atau "the one" sebenarnya bukan barang baru dalam dunia penceritaan. Kamu melihatnya di Star Wars, Harry Potter, The Matrix dan banyak film lain. Dalam Dune: Part Two, penonton diberi sebuah teka-teki yang mengasyikkan.
Apakah sebenarnya Paul memang terpilih untuk menjadi pemimpin? Apakah ia memang seorang nabi yang diramalkan? Atau dia berpura-pura menjadi nabi untuk mendapatkan apa yang ia mau? Ditambah dengan perangai Lady Jessica yang semakin lama semakin mencurigakan, pertanyaan-pertanyaan ini membuat Dune: Part Two menjadi sebuah hiburan yang berdaging.
![]() |
Dengan karakter yang begitu banyak, Villeneuve dan Spaihts masih memiliki waktu untuk memberikan fungsi terhadap masing-masing personilnya. Sementara Paul dan Lady Jessica sibuk untuk mengatur 'umat', Stilgar ngotot dengan pendiriannya bahwa Paul adalah 'nabi' yang ia cari.
Feyd-Rautha mungkin hanya kelihatan sebagai psikopat tapi bahkan ia terlihat tidak biasa. Chani, sementara itu, menjadi kompas moral yang baik bagi penonton. Melalui matanya kita diajak untuk meragukan pengakuan Paul sebagai nabi. Apakah Paul memang percaya dengan ramalan itu atau ini semua hanya satu bagian dari rencananya untuk berbalas dendam?
![]() |
Satu-satunya karakter yang terasa agak kurang 'terlihat' adalah Princess Irulan. Tapi itu pun ia memiliki potensi yang besar di film berikutnya. Kekurangan Dune: Part Two (kalau bisa dibilang kekurangan) adalah pentingnya penonton untuk menyaksikan film pertamanya untuk bisa menikmati dengan penuh semua drama yang terjadi di layar.
Villeneuve berhasil menutup sebuah babak dengan spektakuler dan menjanjikan drama yang besar di bab-bab berikutnya. Kalau memang Warner Bros. berbaik hati untuk menghadiahi penonton satu lagi pengalaman sinema yang tidak terlupakan, kalimat penutup Lady Jessica di akhir film akan terasa sebagai janji yang patut ditunggu.
Genre | science fiction |
Runtime | 167 minute |
Release Date | 1 March 2024 |
Production Co. | Legendary Pictures Villeneuve Films |
Director | Denis Villeneuve |
Writer | Denis Villeneuve John Spaihts |
Cast | Timothée Chalamet as Paul Atreides Zendaya as Chani Rebecca Ferguson as Lady Jessica Josh Brolin as Gurney Halleck Austin Butler as Feyd-Rautha Harkonnen Florence Pugh as Princess Irulan Dave Bautista as Glossu Rabban Harkonnen |