Fosil Berharga Homo Erectus Sang Java Man Dipajang di Museum Nasional
Selama ratusan tahun yang lalu, koleksi Eugene Dubois ini dipamerkan di Museum Naturalis Belanda. Setelah melalui berbagai pertemuan, tim repatriasi budaya dari Kementerian Kebudayaan akhirnya berhasil memboyongnya ke Indonesia.
Ada empat artefak terpenting yang dikembalikan dan serah terima dari Belanda ke Indonesia tepat pukul 10.00 WIB yang dilanjutkan dengan proses ruwatan di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta Pusat. Empat koleksi yakni tengkorak, gigi geraham, tulang paha, dan kerang dari 100 tahun silam.
Direktur Museum Naturalis Belanda, Marcel Beukenboom, pihaknya yang ditugaskan untuk serah terimakan koleksi yang berharga.
Pembukaan Sejarah Awal di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta Pusat. Foto: Tia Agnes/ detikcom |
"Kesepakatan ini sudah dimulai sejak September lalu, dan selama ini sudah jadi koleksi Museum Naturalis. Kami memahami ada urgensi dari sejarah tentang evolusi manusia. Fosil ini pun telah dilihat oleh pengunjung dari berbagai dunia, saya percaya ini adalah langkah pertama untuk menatap masa depan dengan berbagai riset sains ke depannya," katanya di Museum Nasional Indonesia, Rabu (17/12/12).
Pemulangan ini juga ditandai dengan peresmian pameran tetap 'Sejarah Awal' yang dibuka di Museum Nasional Indonesia sebagai rumah utama.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, mengatakan koleksi Dubois ini jadi yang terpenting dari 28 ribu koleksi. Ia mengakui masih banyak 'harta karun' Indonesia yang bakal dipulangkan secara bertahap.
"Koleksi ini masterpiece dan dibawa hands carry, sisanya 28 ribu lebih butuh 6 kontainer besar. Kemungkinan tahun depan, ini masih tahap awal dan masih banyak temuan lain dari Homo Erectus maupun binatang fauna, jadi dalam rangka homecoming of Java Man, kita telah melaksakan juga ruwatan sebagai tradisi dan juga pameran Sejarah Awal Indonesia," tuturnya.
Dengan dipamerkannya empat koleksi Eugene Dubois itu, akan menambah koleksi 194 ribu item dari Museum Nasional Indonesia.
"Untuk riset tambahan, kami terbuka untuk peneliti Indonesia dan internasional untuk riset bersama, agar bisa menggali lebih dalam lagi soal ilmu paleontologi dan melengkapi sejarah evolusi dan peradaban manusia," tukasnya.
(tia/pus)












































