Dunia seni berduka dengan kepergian Nus Salomo. Seniman yang menempuh studi Arsitektur di ITB dan melanjutkan pendidikan Teknologi Animasi dan Rekayasa Visual di Art Center College, Pasadena, California, meninggal dunia kemarin malam.
Ia aktif berpameran dan sukses mengeksplorasi berbagai material dan teknik untuk karya 3Dimensi. Yuk, mengenang lagi 3 karya seni ikoniknya yang dipamerkan di Indonesia, seperti dirangkum redaksi detikpop:
1. Sayap Bambu (Galeri Nasional Indonesia)
Salah satu karya ikonik Nus Salomo adalah Sayap Bambu yang ada di pameran tunggal Wings Things yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia pada 2019 silam. Karya berjudul Come Fly With Me itu pernah viral di tahun 2014 dan jadi incaran selfie.
Bagi seniman Nus Salomo, sayap adalah satu pengalaman yang bermakna. Sayap dijadikan 'bahasa' yang menyimbolkan keadaan manusia kini. Sayap pula yang menimbulkan imajinasi dan hadir dalam berbagai karya-karyanya.
"Seniman Nus Salomo tertarik pada berbagai teknik dan medium. Di pameran ini ada pendekatan seni, desain, dan kriya khususnya medium bambu. Nus juga beberapa kali membuat karya bambu yang besar, termasuk gurita besar yang ada di Komunitas Salihara," ujar Rizki A Zaelani, kurator pameran.
2. Instalasi Bambu Jenderal Sudirman (Dukuh Atas)
Pada November 2019, Nus Salomo pernah membuat sosok wajah Jenderal Sudirman dalam instalasi bambu yang mejeng di Terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Ia menciptakannya dari material bambu yang konsisten dipakai sejak 10 tahun yang lalu.
Ketika dihubungi detikcom, Nus menceritakan kalau sosok pahlawan nasional itu dibuat bertujuan agar pengunjung mengenali sejarah bangsanya. Material bambu pun sudah dipakainya sejak satu dekade yang lalu.
Uniknya karya seni instalasi bambu itu menggunakan teknik stereoskopi atau stereoskopik. Teknik itu menghadirkan ilusi mendalami pada sebuah gambar yang memberikan persepsi kedalaman 3D.
3. Gurita Salihara (Komunitas Salihara)
Nus Salomo pernah membuat Gurita raksasa yang ada di atas rooftop Komunitas Salihara, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karya berjudul Gurita Salihara juga memakai bambu asal Sukabumi.
"Saya memakai bambu dari Sukabumi. Mengapa bambu? Karena ada 160 lebih jenis bambu yang ada di Indonesia dan 50-an jenis ada di Sukabumi, saya juga bekerjasama dengan pengrajin dari Sukabumi," katanya.
Nama 'Gurita Salihara' diambil Nus karena peran Komunitas Salihara di ranah seni pertunjukan. "Tangannya kan kemana-mana, ya diharap perannya juga ada banyak," ungkap Nus.
Simak Video "Video Playful Bites: Food Monster Project Karya Mangmoel"
(tia/dar)