Perhiasan Rp 1,9 T yang Dicuri di Museum Louvre Gak Diasuransikan!
Para pelaku yang masih buron membobol Louvre pakai lift furnitur buat mengakses lantai pertama lalu memotong kotak pajangan pakai gergaji mesin, mengambil bros berliun milik Permaisuri Eugénie. Mereka dapat mahkota permaisuri tapi menjatuhkannya saat melarikan diri.
Menurut Kementerian Kebudayaan Prancis, negara gak akan mendapatkan ganti rugi atas kerugian apapun terkait barang curian tersebut. Artinya, koleksinya harus ditemukan kembali oleh polisi.
Seorang juru bicara Kementerian Kebudayaan menyatakan, seperti dilansir dari Surat Kabar Prancis Le Parisien, "Negara bertindak sebagai penjaminnya sendiri ketika karya-karya museum nasional berada di tempat konservasinya yang biasa."
Pemerintah bertanggung jawab atas karya seni dan obyek dalam koleksi nasionalnya. Tapi museum selalu membeli asuransi saat mengangkut karya atau meminjamkannya ke lembaga lain.
"Nilai asuransinya seringkali lebih tinggi ketimbang perolehan karya tersebut," ungkapnya.
Kepala Seni Rupa di perusahaan pialang asuransi internasional Marsh, Charlie Horrell, bilang kalau Louvre mustahil mengasuransikan semua koleksinya.
Direktur Museum Louvre, Laurence des Cars, menyalahkan kegagalan keamanan yang parah di museumnya atas pencurian perhiasan akhir pekan lalu. Ia telah mengajukan pengunduran dirinya kepada Menteri Kebudayaan Prancis namun ditolak.
"Staf keamanan gak cukup cepat mendeteksi kedatangan para pencuri," katanya.
(tia/dar)











































